PENGARUH ASIDULASI BATUAN FOSFAT DENGAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DAN PELARUT ASAM SERTA LAMA INKUBASI TERHADAP FOSFATLARUT

0714031003, CAHAYA WAHYUNI (2012) PENGARUH ASIDULASI BATUAN FOSFAT DENGAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DAN PELARUT ASAM SERTA LAMA INKUBASI TERHADAP FOSFATLARUT. Digital Library.

[img]
Preview
File PDF
abstrak.pdf

Download (7Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
COVER.pdf

Download (26Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
COVER DALAM.pdf

Download (34Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
daftar gambar.pdf

Download (63Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
DAFTAR ISI.pdf

Download (76Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
Lembar Pengesahan.pdf

Download (4Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
PERSETUJUAN.pdf

Download (4Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
RIWAYAT HIDUP1.pdf

Download (5Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
SANWACANA.pdf

Download (77Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
1. Pendahuluan.pdf

Download (15Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
2.Tinjauan Pustaka.pdf

Download (192Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
3.Bahan dan Metode Penelitian.pdf

Download (104Kb) | Preview
[img] File PDF
4. Hasil dan Pembahasan.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (300Kb)
[img]
Preview
File PDF
5. Kesimpulan dan Saran.pdf

Download (84Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (163Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Abstrak Proses industri pembuatan pupuk superfosfat dari batuan fosfat pada umumnya melalui proses asidulasi, yaitu melibatkan senyawa asam kuat untuk melarutkan fosfat yang terikat kuat pada batuan fosfat. Proses ini berbiaya tinggi karena penggunaan asam kuat tersebut, sehingga harga pupuk superfosfat ini menjadi mahal. Perlu dicari alternatif pelarut yang murah, antara lain memanfaatkan potensi keasaman limbah cair tapioka untuk asidulasi batuan fosfat. Limbah cair tapioka mempunyai kandungan senyawa organik tinggi dan bersifat masam, meskipun tergolong asam lemah. Potensi limbah cair tapioka diharapkan akan sama dengan pelarut asam pada umumnya yang digunakan sebagai pelarut batuan fosfat. Pelarutan P dari batuan fosfat yang diasidulasi dengan limbah cair industri tapioka tidak berbeda dengan hasil asidulasi dengan pelarut asam lemah, tetapi lebih rendah daripada pelarut yang lebih kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi limbah cair tapioka untuk melarutkan P dari batuan fosfat dari dua lokasi berbeda dengan kandungan P205 dibandingkan dengan pelarut asam konvensional. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai dasar untuk merekayasa industri pupuk P dari batuan fosfat lokal dengan pelarut berupa limbah cair tapioka dengan biaya produksi yang diharahapkan lebih murah. Penelitian disusun secara faktorial 4 x 2 dalam Rancangan Acak kelompok (RAK) dan 3 ulangan (kelompok). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung, dari bulan September sampai dengan Desember 2011. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada 1 hari, 30 hari, 60 hari, dan 90 hari setelah inkubasi (perendaman). Dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 5% dan perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% terhadap variabel utama P-larut. Variabel utama (P-larut) dikorelasikan dengan variabel pendukung (pH, dan P-total). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut limbah cair tapioka dapat melarutkan P dari batuan fosfat tetapi potensinya lebih rendah daripada pelarut asam konvensional. Batuan fosfat Selagai Lingga (P205 tinggi) menghasilkan Plarut lebih tinggi daripada batuan fosfat Sukabumi (P205 rendah) pada semua jenis pelarut. Batuan fosfat asal Selagai lingga dengan pelarut asam sulfat menghasilkan kelarutan P tertinggi pada lama inkubasi 30 hari dengan nilai 14,70%, sedangkan pelarut limbah cair tapioka dengan batuan fosfat Selagai Lingga menghasilkan kelarutan P dengan nilai 8,19 %. Kelarutan P yang dihasilkan asam sulfat dan limbah cair tapioka belum memenuhi standar persyaratan pupuk fosfat mutu (SNI), tetapi memenuhi syarat sebagai pupuk fosfat alam baik mutu B dan C. Kata Kunci : Batuan fosfat alam, Limbah cair industry tapioka, Pelarut asam, Pupuk P, P-larut. Abstract Process of making super phosphate fertilizer from phosphate rock is commonly through acidulation process; a process involving strong acid compound to solve strongly bound phosphate to the phosphate rock. This process requires a high cost because of the use of strong acid, so that super phosphate price is expensive. Cheaper alternative solvent should be sought such as using tapioca liquid waste for phosphate rock acidulation. Tapioca waste fluidhas bag high organic and acid, eventhough weak acid waste fluid. Potency hope will same with dissolve at usually using as dissolve fosfat stone . P dissolve from fosfat stone asidulation with waste fluid tapioca industry is not different with result asidulation with weak acid dissolve, but it more lower than hard dissolve. The objective of this research is to evaluate tapioca liquid waste potential to solve P from phosphate rock from two different locations with different content of P2O5 compared with conventional acid. The results of this research will be used as a basic to design P fertilizer industry from local phosphate rock with tofu liquid waste solvent with cheaper production cost. This research was composed in factorial 4 x 2 in randomized group design and three repetitions (group). This research was conducted in laboratory of Soil Science in Lampung University and Lampung State Polytechnique from September to December 2011. Observations were conducted 4 times in day 1, 30, 60, and 90 after incubation (soaking). Data were analyzed using analysis of variance with significant level of 5% and middle value difference of treatment was tested using Least Significant Difference at significant level 5% to main variable solved-P. Main variable (P-solved) was correlated with supporting variables (pH and P-total). The results showed that tapioca liquid waste was able to solve P from phosphate rock, but it’s potential was lower than conventional solvent acid. Phosphate rock from Selagai Lingga (high P2O5) produced higher solved-P than phosphate rock from Sukabumi (low P2O5) in all types of solvents. Selagai Lingga phosphate rock with sulphate acid solvent produced highest solved-P in 30 days incubation with value of 14.70%, while tapioca liquid waste solvent with Selagai Lingga phosphate rock produced solved-P with value of 8,19%. Solved-P produced by sulphate acid and tapioca liquid waste did not yet fulfill standard requirement of qualified phosphate fertilizer (SNI), but it fulfilled requirements as a good natural phosphate quality B and C. Keywords : Natural phosphate rock, tapioca industry liquid waste, acid solvent, P-fertilizer, solved-P.

Jenis Karya Akhir: Artikel
Subyek:
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Magister Agroekoteknologi
Pengguna Deposit: IC-STAR . 2015
Date Deposited: 07 Sep 2015 04:12
Terakhir diubah: 07 Sep 2015 04:12
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/12683

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir