PENGARUH HIDRASI PADA BENIH YANG TELAH MENGALAMI PERIODE SIMPAN DAN PUPUK NPK SUSULAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L.] Merr.)

0514011030, Habib Juni Rahmanto (2015) PENGARUH HIDRASI PADA BENIH YANG TELAH MENGALAMI PERIODE SIMPAN DAN PUPUK NPK SUSULAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L.] Merr.). Other thesis, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
0514011030-abstrak.pdf

Download (27Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
0514011030-kesimpulan.pdf

Download (19Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
0514011030-pendahuluan.pdf

Download (46Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Hidrasi merupakan suatu metode perbaikan fisiologis dan biokimia dalam benih oleh media imbibisi berupa bahan pelarut organik dan anorganik. Metode ini bertujuan untuk menyerempakkan perkecambahan serta meningkatkan persentase perkecambahan pada benih berdaya kecambah telah menurun. Pemupukan susulan saat tanaman telah muncul bunga sangat efektif dilakukan berkaitan dengan keadaan tanaman yang akan memasuki periode pengisian biji sehingga menjamin ketersediaan asimilat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tanggapan benih kedelai varietas Anjasmoro yang telah mengalami penyimpanan selama 9 bulan terhadap perlakuan hidrasi dalam pertumbuhan dan hasil tanaman, (2) mengetahui dosis pupuk NPK susulan saat pembungaan yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas Anjasmoro yang lebih tinggi, dan (3) mengetahui tanggapan benih kedelai terhadap hidrasi yang akan menentukan dosis pupuk NPK susulan yang Habib Juni Rahmanto tepat dalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang paling tinggi. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Negeri Bandar Lampung (Polinela) dan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Februari sampai Juni tahun 2009. Perlakuan disusun secara faktorial 3 x 3 menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna dengan 3 ulangan, faktor pertama adalah 3 cara perlakuan hidrasi terdiri dari perendaman (H2), pelembaban (H1) dan tanpa perlakuan hidrasi (H0). Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK tambahan saat berbungan yaitu 0 kg/ha (P0), 75 kg/ha (P1), dan 100 kg/ha (P2). Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan Uji Bartlett dan kemenambahan model diuji dengan Uji Tukey. Data diolah dengan analisis ragam dilanjutkan dengan analisis koefisien ortogonal pada taraf 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan hidrasi pada benih kedelai yang telah mengalami penyimpanan 9 bulan menghasilkan tanggapan pada umur pembungaan dan jumlah polong total. Perlakuan hidrasi dengan cara direndam lebih baik daripada cara dilembabkan terlihat pada variabel pengamatan hasil bobot 100 biji pada tanaman kedelai varietas Anjasmoro. Pemberian berbagai dosis pupuk NPK susulan tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Perlakuan invigorasi hidrasi benih kedelai (pelembaban dan perendaman) dapat meningkatkan produksi lebih tinggi daripada tanpa hidrasi pada tanaman yang tidak diberi pupuk NPK susulan. Benih yang tidak diperlakukan hidrasi pupuk NPK susulan 75 dan100 kg/ha dapat meningkatkan produksi daripada tidak diberi pupuk NPK susulan.

Jenis Karya Akhir: Tesis (Other)
Subyek:
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Teknologi Hasil Pertanian
Pengguna Deposit: . . Yulianti
Date Deposited: 31 Dec 2015 06:29
Terakhir diubah: 31 Dec 2015 06:29
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/16509

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir