0541021058, Sinta UPAYA DAN OPTIMALISASI PENINGKATAN PAD DI KABUPATEN TANGGAMUS 2006 - 2010. Digital Library.
|
File PDF
0541021058-ABSTRACT.pdf Download (36Kb) | Preview |
|
|
File PDF
0541021058-ABSTRAK.pdf Download (36Kb) | Preview |
|
|
File PDF
0541021058-kesimpulan.pdf Download (28Kb) | Preview |
|
|
File PDF
0541021058-pendahuluan.pdf Download (67Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
ABSTRAK Setelah diberlakukannya Otonomi Daerah, maka setiap daerah wajib menjalankan sistim pemerintahan yang menganut kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah pemerintah daerah dalam reguleritasnya mampu bekerja secara efisien, mampu berbuat untuk memberikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah agar tercapainya kemajuan pembangunan ekonomi serta terciptanya kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi, Pemerintahberupaya mengoptimalkan segala sumber penerimaan daerah, diantaranya dari Pajak dan Retribusi. Oleh sebab itu pemerintah senantiasa melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah, diantaranya dengan menetapkan UU No.34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah, diharapkan dapat lebih mendorong Pemerintah Daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah PajakDaerah ataukah Retribusi Daerah yang paling Efektif dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tanggamus melalui upaya optimasi baik secara internal ataupun eksternal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mana yang paling efektif dari Pajak Daerah ataukah Retribusi Daerah yang paling efektif mampu meningkatkan PAD melalui upaya yang optimal oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dimana analisis kualitatif yaitu untuk menganalisis masalah-masalah dan mencari pemecahannya dengan menggunakan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur apakah upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tanggamus cukup efektif dalam melakukan pemungutan pajak dan retribusi daerah dalam rangka optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya upaya Pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam mengoptimalkan PAD-nya dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi adalah suatu upaya untuk mengoptimalkan PAD dengan cara meningkatkan dari yang sudah ada. melalui sistim pemungutannya, pengawasan (untuk melihat kebocoran), tertib administrasi dan bagi penunggak pajak sebagai wajib pajak yang belum membayar pajak digugah supaya melakukan pembayaran. Ekstensifikasi adalah mengoptimalkan PAD dengan cara mengembangkan subjek dan objek pajak, yaitu dengan memberikan tax holiday kepada pengusaha dengan tujuan supaya di daerahnya terjadi perkembangan bisnis dan pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja baru serta munculnya basis-basis ekonomi yang baru dan pada akhirnya dapat dikenakan pajak daerah dan retribusi daerah yang lebih luas. Kesimpulannya dengan upaya yang optimal dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus, ternyata yang paling Efektif adalah dari sistem pemungutan Retribusi dibandingkan dengan sistem penarikan dari Pajak.
Jenis Karya Akhir: | Artikel |
---|---|
Subyek: | |
Pengguna Deposit: | UPT . Teti Novianti |
Date Deposited: | 08 Jan 2016 09:24 |
Terakhir diubah: | 08 Jan 2016 09:24 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/16725 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |