PENGARUH APLIKASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK BERBASIS TEBU PADA TANAH ULTISOL DI PT GMP TERHADAP KETERSEDIAAN HARA N, P, K

NN, Mattalia Clara A (2012) PENGARUH APLIKASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK BERBASIS TEBU PADA TANAH ULTISOL DI PT GMP TERHADAP KETERSEDIAAN HARA N, P, K. Digital Library.

[img]
Preview
File PDF
ABTRAK.pdf

Download (10Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

ABSTRAK. PT Gunung Madu Plantations adalah salah satu perkebunan dan pabrik gula di Lampung. Tanah di PT GMP merupakan tanah Ultisol yang didominasi fraksi pasir, yang telah mengalami pelapukan lanjut. Kondisi tanah dan iklim di PT GMP kurang mendukung untuk tercapainya produksi yang tinggi. Untuk memperbaiki sifat kimia yang buruk pada tanah Ultisol biasanya dapat dilakukan dengan pemupukan dan penambahan bahan organik. Limbah hasil pengolahan tebu menjadi gula sebenarnya adalah bahan potensial sebagai bahan pembenah tanah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan hara tanah. Berkaitan dengan ini, penelitian yang dilakukan yaitu menambahkan bahan organik berbasis tebu yang meliputi kompos bagasse blotong abu (kompos BBA), bagasse blotong abu (BBA), blotong, abu, dan serasah daun tebu pada tanah Ultisol PT GMP sebagai sumber bahan organik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mempelajari pengaruh penambahan bahan organik berbasis tebu pada tanah Ultisol di PT GMP terhadap kandungan N-total, P-tersedia dan K-tersedia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan strip plot dengan tiga kali ulangan. Petak utama adalah perlakuan jenis bahan organik berbasis tebu (T) yaitu :T1 = kompos bagasse blotong abu (kompos BBA) (KA 21,40%), T2 = bagasse blotong abu (BBA) 3:5:1 (KA 35,40%), T3 = blotong (KA 37,60%), T4 = abu ketel (KA 73,90%), dan T5 = serasah daun tebu (KA 49,30%). Anak petak adalah perlakuan dosis bahan organik berbasis tebu (N) yaitu : N1 = 20 t ha-1, N2 = 50 t ha-1, N3 = 100 t ha-1, N4 = 200 t ha-1, dan N5 = 400 t ha-1. Pengamatan dilakukan setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut meliputi pengamatan variabel utama : N-total pada 1, 2 dan 3 bulan setelah aplikasi (BSA), P-tersedia pada 1, 2 dan 3 bulan setelah aplikasi (BSA), K-tersedia pada 1, 2 dan 3 Mattalia Clara A bulan setelah aplikasi (BSA), dan variabel pendukung : kadar C-organik pada 1, 2 dan 3 bulan setelah aplikasi (BSA),KTK pada 1, 2 dan 3 bulan setelah aplikasi (BSA), dan reaksi tanah (pH) pada 1, 2 dan 3 bulan setelah aplikasi (BSA). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji nilai tengah BNT pada taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi bahan organik berbasis tebu berpengaruh meningkatkan kandungan P-tersedia tanah pada 1 BSA, 2 BSA dan 3 BSA dan N-total tanah pada 1 BSA, 2 BSA dan 3 BSA kecuali serasah daun tebu dan abu, sedangkan kandungan K-tersedia tanah meningkat hanya pada 3 BSA. Kandungan N-total tanah tinggi pada penambahan jenis bahan organik berbasis tebu berupa bagasse blotong abu (BBA), kandungan P-tersedia tanah tinggi pada penambahan jenis bahan organik berbasis tebu berupa bagasse blotong abu (BBA), dan kandungan K-tersedia tanah tinggi pada penambahan jenis bahan organik berbasis tebu berupa serasah daun tebu. Kandungan N-total tanah tinggi pada penambahan dosis bahan organik sebanyak 400 t ha-1, kandungan P-tersedia tanah tinggi pada penambahan dosis bahan organik sebanyak 200 t ha-1 tidak berbeda dengan penambahan dosis bahan organik sebanyak 400 t ha-1 dan kandungan K-tersedia tanah tinggi pada penambahan dosis bahan organik sebanyak 400 t ha-1. Interaksi antara jenis bahan organik berbasis tebu dan dosis yang diberikan menunjukkan kombinasi perlakuan BBA 400 t ha-1 (T2N5) meningkatkan kandungan N-total tanah tertinggi dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya, kombinasi perlakuan BBA 400 t ha-1 (T2N5) tidak berbeda dengan BBA 200 t ha-1 (T2N4) meningkatkan kandungan P-tersedia tanah tertinggi dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya, kombinasi perlakuan serasah daun tebu 400 t ha-1 (T5N5) meningkatkan kandungan K-tersedia tanah tertinggi dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya. Pada 3 bulan setelah aplikasi (BSA) kandungan N-total tanah pada perlakuan BBA 400 t ha-1 (T2N5) lebih tinggi dibandingkan pada 1 BSA dan 2 BSA , kandungan P-tersedia tanah pada perlakuan BBA 400 t ha-1 (T2N5) dan BBA 200 t ha-1 (T2N4) lebih tinggi dibandingkan pada 1 BSA dan 2 BSA, kandungan K-tersedia tanah pada perlakuan serasah daun tebu 400 t ha-1 (T5N5) lebih tinggi dibandingkan pada 1 BSA dan 2 BSA. Kata kunci : Bahan Organik Berbasis Tebu, Kandungan Hara N, P, dan K.

Jenis Karya Akhir: Artikel
Subyek:
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Teknologi Hasil Pertanian
Pengguna Deposit: tik 11 . Digilib
Date Deposited: 22 Jan 2016 04:40
Terakhir diubah: 22 Jan 2016 04:40
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18924

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir