KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN BAPAK PRESIDEN YANG TERHORMAT KARYA AGUS NOOR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA

0613041003, DESI NURUL ANGGRAINI (2012) KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN BAPAK PRESIDEN YANG TERHORMAT KARYA AGUS NOOR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA. Digital Library.

[img]
Preview
File PDF
abstrak.pdf

Download (62Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
kesimpulan.pdf

Download (12Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
pendahuluan.pdf

Download (146Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan kritik sosial dalam buku kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor dilihat dari faktor yang melatarbelakangi munculnya masalah-masalah sosial dan cara pengarang menyampaikan kritik sosial serta kelayakannya sebagai bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kandungan kritik sosial yang terdapat dalam sepuluh cerpen yang dianalisis serta untuk mengetahui kelayakannya guna dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor. Obyek penelitian difokuskan pada sepuluh cerpen. Sepuluh cerpen tersebut adalah Bapak Presiden yang Terhormat, Pesan Seorang Pembunuh, Musuh, Dzikir Sebutir Peluru, Bulan, Seorang Pejuang Menenteng Desi Nurul Anggraini Kepala, Kepala di Bawah Purnama, Kematian Kurta, Celeng, dan Dilarang Bermimpi Jadi Presiden. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang melatarbelakangi munculnya masalah sosial sebagai ekspresi kritik sosial dalam sepuluh cerpen yang dianalisis adalah faktor ekonomi, faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor kebudayaan. Kritik sosial yang berlatar belakang faktor ekonomi adalah masalah kemiskinan, penggusuran, kejahatan korupsi, dan bunuh diri. Kritik sosial yang berlatar belakang faktor biologis adalah masalah perkosaan. Kritik sosial yang berlatar belakang faktor psikologis adalah masalah kejahatan pembunuhan dan bunuh diri. Kritik sosial yang berlatar belakang faktor kebudayaan adalah masalah kejahatan, birokrasi, dan fenomena/gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Pengarang mengungkapkan kritik sosial secara tersurat dan tersirat. Sepuluh cerpen yang dianalisis layak untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA, baik dilihat dari segi bahasa, psikologi, latar belakang budaya, maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini.

Jenis Karya Akhir: Artikel
Subyek:
Program Studi: FKIP > Prodi Bimbingan dan Konseling
Pengguna Deposit: UPT . Dito Nipati
Date Deposited: 22 Jan 2016 07:37
Terakhir diubah: 22 Jan 2016 07:37
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19022

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir