0643033044, Windar Wati (2016) TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERJUANGAN MARIA WALANDA MARAMIS DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI MINAHASA TAHUN 1900-1924. digilib library.
|
File PDF
cover bru.pdf Download (41Kb) | Preview |
|
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (16Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB I BRU.pdf Download (19Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB 2 BRU.pdf Download (32Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB III BRU.pdf Download (27Kb) | Preview |
|
|
File PDF
5.pdf Download (1281Kb) | Preview |
|
File PDF
4.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (33Mb) |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Kesempatan menimba ilmu pengetahuan yang lebih tinggi di sekolah sama sekali tertutup bagi anak perempuan. Karena pada saat itu di Minahasa masih berlaku kebiasaan adat yang ketat yaitu bagi anak-anak gadis tidak diperkenankan meneruskan pelajarannya lagi setelah tamat Sekolah Desa ataupun Sekolah Rendah Belanda. Pada waktu itu hanya anak-anak laki-laki saja yang boleh meneruskan pelajarannya ke sekolah-sekolah yang lebih tinggi sedangkan anak perempuan menurut adat, seusai tamat Sekolah Desa hanyalah harus menolong mengurus rumah tangga, mereka harus belajar memasak, menjahit, mencuci dan menyeterika pakaian, dan harus menekuni apa yang ada hubungannya dengan rumah tangga. Sampai tiba saatnya seorang calon suami datang melamar. Keadaan seperti ini di terima oleh perempuan Minahasa sebagai sesuatu yang wajar, tetapi tidak bagi Maria Walanda Maramis. Hal ini dirasakan tidak adil sehingga kemerdekaan perempuan terutama sekali harus diperjuangkan oleh perempuan itu sendiri, harus menanamkan kepercayaan diri sendiri, perempuan harus mempunyai cita-cita dan dapat berjuang bersama-sama kaum pria, perempuan juga harus mempunyai semangat dan harus mengubah pandangan laki-laki terhadapnya, kaum perempuan hendaknya tidak dipandang laki-laki sebagai mahluk yang rendah dan kurang dihargai oleh kaum laki-laki. Untuk mencapai tujuan itu perlu adanya persamaan kesempatan bagi perempuan di seluruh Indonesia guna memperoleh pendidikan di segala bidang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Perjuangan Maria Walanda Maramis dalam meningkatkan Pendidikan di Minahasa tahun 1900-1924? Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis dengan teknik pengumpulan data melalui teknik kepustakaan dan dekumentasi. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil dari pembahasan di dapat bahwa dalam meningkatkan pendidikan dibutuhkan perjuangan. Maka Maria Walanda Maramis berjuang dengan seluruh kekuatan yang ia miliki agar dapat meningkatkan mendidikan. Perjuangan yang Maria Walanda Maramis lakukan adalah dengan mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) serta mendirikan Sekolah PIKAT yang kemudian di tingkatkan menjadi Sekolah Kepandaian Putri. Semua perjuangan tersebut Maria lakukan demi meningkatkan pendidikan. Selain itu juga Maria membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya diberikan kepada anak pria saja, melainkan memberikan kesempatan kepada kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan. Kesimpulan dari penelitian ini di dapat adalah dengan berhasilnya perjuangan Maria Walanda Maramis dalam meningkatkan pendidikan bagi kaum wanita, sehingga wanita-wanita Indonesia kini dapat mengisi hikmah perjuangan dengan baik, karena tanpa perjuangan Maria Walanda Maramis mungkin wanita Indonesia tidak dapat melanjutkan pendidikanya ke tingkat selanjutnya.
Jenis Karya Akhir: | Artikel |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Sejarah IPS |
Pengguna Deposit: | UPT . Dito Nipati |
Date Deposited: | 18 May 2016 06:49 |
Terakhir diubah: | 18 May 2016 06:49 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20957 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |