PENGARUH PERLAKUAN ALKALI DAN PEMANASAN SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT LENGKUAS

LAMBOK SILALAHI , 0915021035 (2016) PENGARUH PERLAKUAN ALKALI DAN PEMANASAN SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT LENGKUAS. UNIVERSITAS LAMPUNG, FAKULTAS TEKNIK .

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK ( ABSTRACT ).pdf

Download (25Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1532Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (2397Kb)

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Serat lengkuas merupakan serat alam yang pertumbuhannya berlimpah di alam, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Serat lengkuas bisa digunakan sebagai penguat alternatif sebagai bahan pengisi komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi kimia dan pengaruh perlakuan terhadap kekuatan tarik kemudian pengamatan morphologi serat melalui hasil Photo Scanning Electron Microscope (SEM). Pengestrakan serat lengkuas dapat dilakukan dengan palu untuk memipihkan umbi lengkuas, kemudian serat dipisahkan dari daging umbi dengan cara serat ditarik secara perlahan-lahan. Dalam penelitian ini serat tanpa perlakuan dan dengan perlakuan alkali NaOH 5% direndam selama 2 jam, kemudian dipanaskan (oven) dengan suhu 80˚ C selama 0, 15, 30 dan 45 menit. Setelah itu dilakukan pengamatan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) untuk mengetahui morphologi dan diameter serat, kemudian dilakukan pengujian tarik dengan standar ASTM D 3379-75. Hasil pengujian komposisi kimia serat lengkuas dengan pemanasan 0, 15, 30 dan 45 menit menunjukan semakin lama waktu pemanasan serat semakin meningkat kadar selulosa, sementara kadar lignin dan air menurun (kadar selulosa 52,27%, kadar lignin 4,21% dan kadar air 8,19%). Sementara hasil pengujian tarik dan SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukan lamanya waktu pemanasan serat tidak berpengaruh besar terhadap kekuatan tarik, hal ini disebabkan waktu pemanasan serat lengkuas tidak begitu jauh. Sementara semakin kecil diameter semakin besar kekuatan tarik serat lengkuas. Serat dengan diameter 0,192 mm mempunyai kekutan tarik 229,80 MPa. Serat dengan diameter 0,295 mm mempunyaikekuatan tariknya 103,42 MPa. Hal ini dikarenakan semakin besar diameter serat lengkuas semakin besar rongga pada serat lengkuas yang mengurangi kekuatan tarik serat. Kata Kunci : Serat Lengkuas, NaOH, Oven, Kekuatan tarik, SEM (Scanning Electon Microscope). ABSTRACT Alpinia Galangal fiber is a natural fiber that grow abounded in natural, but has not been used optimally. Alpinia Galangal fiber can be used as an alternative reinforcement as filler material composite. The purpose of this study was to determine the chemical composition and the effect of the treatment toward the tensile strength afterward fiber morphology observations with the results of Photo Scanning Electron Microscope (SEM). Alpinia Galangal fiber extraction can be done with a hammer to flatten Alpinia Galangal root, then the fibers are separated from the tuber flesh by pulled of slowly the fiber. In this study the fiber without the treatment and treatment with 5% NaOH alkaline soaked for 2 hours, then reheated (oven) with a temperature of 80˚ C for 0, 15, 30 and 45 minutes. Afterward it was observed using SEM (Scanning Electron Microscope) to determine the morphology and diameter of the fiber, then do tensile testing with ASTM D 3379-75. The results of testing the chemical composition of the Alpinia Galangal fibers by heating it for 0, 15, 30 and 45 minutes showed the longer heating time of the fiber it will increasing the content of cellulose, while the content of lignin and water are decreasing (52.27% cellulose content, lignin content of 4.21% and moisture content 8.19%). The results of tensile testing and SEM (Scanning Electron Microscope) indicates the length of heating time is not greatly affect the fiber tensile strength, it is because the heating time is not so distant. The smaller diameter the greater Alpinia Galangal fiber tensile strength. Fibers with a diameter of 0.192 mm has a tensile strength of 229.80 MPa. Fibers with a diameter of 0.295 mm has its strength 103.42 MPa. This is because the larger the diameter of the Alpinia Galangal fiber the greater cavity in Alpinia Galangal fiber which reduces the tensile strength fiber. Keywords: Alpinia Galangal fiber, NaOH, Oven, tensile strength, SEM (Scanning Microscope Electon).

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Mesin (General). Mesin Sipil (General)
> Mesin (General). Mesin Sipil (General)
Mesin (General). Mesin Sipil (General)
Program Studi: Fakultas Teknik > Prodi S1-Teknik Mesin
Pengguna Deposit: 1610812 . Digilib
Date Deposited: 15 Apr 2016 08:43
Terakhir diubah: 15 Apr 2016 08:43
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21727

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir