KETAHAN AUS KOMPOSIT ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA / PHENOLIC

Lingga AdityaYuono, 0915021036 (2016) KETAHAN AUS KOMPOSIT ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA / PHENOLIC. Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (15Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf

Download (3760Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf

Download (3072Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

ABSTRAK BAHASA INDONESIA : Abu terbang adalah partikel halus yang merupakan endapan dari sisa hasil proses pembakaran batubara. Limbah abu terbang dapat dimanfaatan sebagai bahan komposit untuk kampas rem. Abu terbang terdiri dari silikon dioksida (SiO2), alumina oksida (Al2O3) dan besi oksida (Fe2O3) yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanan aus kampas rem. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan aus dari komposit berpenguat abu terbang bermatrik phenolic dan mengidentifikasi kerusakan pada komposit dengan pengujian foto SEM. Komposit yang digunakan adalah jenis partikel dengan perbandingan phenolic resin 50%, 60%, 70% sebagai matriks, fly ash 20%, 30%, 40% sebagai penguat, dan BaSO4 10% sebagai bahan pengisi. Pembuatan spesimen dilakukan dengan mencampur bahan komposit selama 20 menit lalu mencetak sambil dipanaskan pada temperatur 250oC selama 40 menit, selanjutnya dipanaskan menggunakan furnace selama 4 jam dengan temperatur 150oC. Pengujian spesimen menggunakan pengujian ketahanan aus ASTM G99 dan pengamatan patahan dengan foto SEM (scanning electron microscope). Hasil pengujian ketahanan aus permukaan bagian atas spesimen di peroleh hasil rata-rata yaitu 40% abu terbang 2.57 x 10-6 mm3/mm, 30% abu terbang 0.81 x 10-6 mm3/mm dan 20% abu terbang 1.02x 10-6 mm3/mm. Pengujian ketahanan aus permukaan bagian bawah spesimen di peroleh hasil rata-rata yaitu 40% abu terbang 1.38 x 10-6 mm3/mm, 30% abu terbang 2.11 x 10-6 mm3/mm dan 20% abu terbang 1.24 x 10-6 mm3/mm. Kandungan 30% abu terbang merupakan komposisi paling optimal karena nilai spesifik abrasi paling rendah dan pendistribusian partikel merata sehingga mampu menahan laju keausan dengan baik. Pengamatan foto SEM spesimen dengan nilai keausan tertinggi pada kandungan 40% abu terbang, phenolic sebagai pengikat kurang merata pada abu terbang yang mengakibatkan spesimen tidak begitu kuat untuk menahan abrasi pada uji keasusan. Pengamatan foto SEM spesimen dengan spesifik abrasi terbaik pada kandungan 30% abu terbang bagian atas, phenolic sebagai pengikat lebih merata pada abu terbang sehingga abrasi yang terjadi pada uji keausan lebih kecil dibandingkan spesimen lain. ABSTRACT BAHASA INGGRIS : Fly ash is a fine particle deposition is the outcome of the rest of the coal combustion process. Waste of fly ash can be used as composite materials for brake canvas. Fly ash is composed of silicon dioxide (SiO2), alumina oxide (Al2O3) and iron oxide (Fe2O3) which serves to enhance the wear resistance of the brake canvas. The purpose of this study to determine the wear resistance of fly ash phenolic matrix Composite and identify damage to composite testing SEM photograph. Composites are used type of particles with phenolic resin ratio of 50%, 60%, 70% as a matrix, fly ash 20%, 30%, 40% as reinforcement, and BaSO4 10% as a filler. Manufacture of specimens was performed by mixing the composite material for 20 minutes and then scored while heated at a temperature of 250oC for 40 minutes, further heated using the furnace for 4 hours at temperatures of 150oC. The test specimens using ASTM G99 testing wear resistance and fracture observation with SEM (scanning electron microscope). Results of testing the wear resistance of the upper surface of the specimen obtained an average yield of 40% fly ash is 2.57 x 10-6 mm3/mm, 30% fly ash is 0.81 x 10-6 mm3/mm and 20% fly ash is 1.02 x 10-6 mm3/mm. Testing of wear resistance of the bottom surface of the specimen obtained an average yield of 40% fly ash is 1.38 x 10-6 mm3/mm, 30% fly ash is 2.11 x 10-6 mm3/mm and 20% fly ash is 1.24 x 10-6 mm3/mm. Fly ash content of 30% is the most optimal composition for the specific value of the lowest abrasion and equitable distribution of the particles so as to withstand the wear rate well. SEM observation of specimens with the highest value of wear and tear on the fly ash content of 40%, as a phenolic binder is less prevalent in fly ash resulting specimens are not so strong to resist abrasion wear test. SEM observation of specimens with the best abrasion on the specific content of 30% fly ash top, as a phenolic binder is more prevalent in the fly ash so that abrasion occurs in the wear test is smaller than the other specimens.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Teknik mesin dan mesin
> Teknik mesin dan mesin
Program Studi: Fakultas Teknik > Prodi S1-Teknik Mesin
Pengguna Deposit: 27912568 . Digilib
Date Deposited: 27 Apr 2016 08:21
Terakhir diubah: 27 Apr 2016 08:21
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21964

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir