Rizky Satria, 1216021101 (2016) UPAYA SASTRAWAN LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN DEMOKRASI LOKAL DENGAN PRINSIP PIIL PESENGGIRI (Studi pada Pengurus Dewan Kesenian Lampung Periode 2015-2019). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK (ABSTRACT).pdf Download (44Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (1635Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (1550Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Demokrasi yang dibeberkan oleh ilmuwan Barat adalah nilai universal yang memiliki konsepsi ideal dan sulit diterima bagi Indonesia kususnya Lampung. Selain itu pengenalan konsep demokrasi mengalami variasi pemahaman yang berakibat tidak berlangsungnya proses demokrasi secara demokratik. Secara garis besar untuk dapat dipertahankan konsep dasar demokrasi memerlukan penggabungan dengan nilai budaya lokal yang Parochial, karena untuk negara yang sedang mengalami transisi seperti Indonesia, penggabungan konsep demokrasi dengan budaya lokal sangat diperlukan sebagai bagian dari pelestarian dan memudahkan pembinaan demokrasi itu sendiri. Proses penggabungan nilai demokrasi dengan budaya lokal dalam bentuk demokrasi lokal lebih mudah terlaksana karena budaya lokal lebih mengakar. Sastrwan merupakan salah satu “penanggungjawab” untuk mengimplementasikan demokrasi lokal di daerahnya masing-masing, sebagai pengurus sebuah organisasi sastrawan di Dewan Kesenian Lampung memiliki tugas pelaksana demokrasi lokal minimal dalam oragnisasi DKL itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses keorganisasian yang dilaksanakan oleh sastrawan yang menjadi pengurus DKL dalam rangka pengembangan demokrasi lokal. Untuk mencapai tujuan ini dipadukanlah nilai budaya lokal yang demokratis dengan proses pengambilan keputusan dalam DKL dan mekanisme organisasi lainnya. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan data secara deskriptif dengan tehnik sampling yang mengacu pada nonprobality sampling yaitu purposive sampling. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa sastrawan DKL, secara keorganisasian dalam mengembangkan demokrasi lokal tidak sepenuhnya menyadari keadaan tersebut. Sastrawan DKL bertindak dalam pengambilan keputusan organisasi, pembuatan program kerja, hubungan dengan sesama pengurus dan seniman lainnya, tidak menyadari akan pentingnya pengembangan demokrasi lokal. Pengembangan demokrasi lokal yang dilakukan sastrawan pengurus DKL terjadi secara tidak sengaja. Namun secara pribadi, sastrawan Lampung yang tergabung dalam DKL telah melakukan upaya dengan menghasilkan karya dan program yang memiliki nilai demokrasi lokal. Proses pengembangan demokrasi lokal oleh sastrawan yang mengacu pada domokrasi lokal Lampung Piil Pesenggiri yaitu Pesenggiri, Nemui Nyimah, Nengah Nyappur dan Sakai Sambayan ditemukan pada hampir setiap proses keorganisasian namun masih terlalu dangkal. Hal ini disebabkan tidak terselenggaranya pembinaan demokrasi loakal secara disengaja dan disadari. Untuk itu sebaiknya sastrawan DKL lebih memikirkan pengembangan demokrasi lokal melalui mekanisme organisasi yang sedang dijalankan. Democracy is revealed by Western scientists are universal values that have the ideal conception and especiallybe difficult for Indonesia Lampung. Besides the introduction of the concept of democracy is a variation understanding of disability in the ongoing democratic process in a democratic fashion. Broadly speaking, to be maintained the basic concept of democracy requires merging with local Parochial cultural values, due to the countries in transition such as Indonesia, the incorporation of the concept of democracy with the local culture is indispensable as part of the preservation and facilitate the development of democracy it self. The process of merging with the local culture of democratic values in the form of local democracy is more easily accomplished because the local culture is more rooted. Poets is one "responsible" for implementing local democracy in their respective regions, as officials of a literary organization in Lampung Arts Council has the task of implementing a minimum of local democracy in the organizations of the ministry it self. This study aims to determine the organizational process implemented by writers who take charge of the ministry in the development of local democracy. To achieve this goal combined local cultural values that democratic decision-making process within the ministry and other organizational mechanisms. While the methods used is a qualitative method that produces descriptive data with the sampling techniques which refer to nonprobality sampling is purposive sampling.From the results of this study found that writers DKL, organisationally in developing local democracy are not fully aware of the situation. Poets DKL act in making organizational decisions, making the program work, relationships with other administrators and other artists, are not aware of the importance of the development of local democracy. The development of local democracy do literati board DKL happen by accident. But personally, Lampung literary incorporated in the ministry has been making efforts to produce works and programs that have a value of local democracy.The process of developing local democracy by writers who refer to the local domokrasi Lampung PiilPesenggiri.Pesenggiri, NemuiNyimah, NengahNyappur and Sakai Sambayan found on virtually every organizational process but still too superficial. This is due to the implementation of democratic development loakal intentional and conscious. DKL writers for it should focus on developing local democracy through the organizational mechanism that is being executed.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Pemerintahan |
Pengguna Deposit: | 52224797 . Digilib |
Date Deposited: | 21 Jun 2016 02:03 |
Terakhir diubah: | 21 Jun 2016 02:03 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22624 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |