WIDIA RINI HARTARI , 1214051072 (2016) SURVEY MUTU (Kadar Abu, Padatan Tak Larut) DAN KEAMANAN PANGAN GULA MERAH (Kandungan Boraks) DI PASAR KOTA BANDAR LAMPUNG. UNIVERSITAS LAMPUNG, FAKULTAS PERTANIAN.
|
File PDF
ABSTRACT (ABSTRAK).pdf Download (21Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (1712Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHAAN.pdf Download (1486Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Gula merah merupakan produk olahan nira kelapa/aren yang dilakukan oleh pengrajin gula merah. Gula merah semakin diminati karena berbagai kelebihan yang dimilikinya. Namun dalam proses pengolahanya ada peluang ditambahkan bahan-bahan lain yang berlebihan atau membahayakan kesehatan demi keuntungan sepihak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui mutu dan keamanan gula merah yang beredar di pasar Kota Bandar Lampung. Lokasi sampling gula merah ditentukan mengacu pada ISO 8243-1991 yaitu 10 pasar dari 13 pasar yang ada di Bandar Lampung yang dipilih secara purposive sampling. Setiap pasar diambil sampel sebanyak akar N (N = jumlah pedagang gula merah di pasar terkait) dan masing-masing titik sampling diambil sampel gula merah sebanyak 0,5 kg. Sampel gula merah kemudian dianalisis mutu (kadar abu dan padatan tidak larut) serta analisis boraks secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa mutu gula merah di pasar Kota Bandar Lampung dilihat dari kadar abu dan padatan tidak larut masih belum baik. Sebanyak 63% dari sampel yang dianalisis telah memenuhi persyaratan mutu gula merah (SNI 01-3743-1995) yaitu kadar abu maksimal 2% dan hanya 5% sampel yang memenuhi persyaratan padatan tidak larut maksimal 1%. Hasil analisis boraks secara kualitatif menunjukkan seluruh sampel gula merah tidak mengandung boraks atau gula merah yang beredar di pasar-pasar Kota Bandar Lampung aman dari boraks. Kata Kunci : boraks, gula merah kelapa, gula merah aren, kadar abu, padatan tidak larut ABSTRACT Brown sugar is sugar product from coconut sap or sugar palm sap produced by brown sugar farmer. Brown sugar is increasingly demanded because it has some superiorities. However, brown sugar processing opens opportunities to add some excessive substances for more profit which may harm health. The objective of this research was to find out the quality and safety of brown sugar distributed in traditional markets in Bandar Lampung. The sampling location of brown sugar was determined by referring to ISO 8243-1991; there were 10 traditional markets selected purposively from 13 traditional markets in Bandar Lampung. Samples were taken from each traditional market of square N (N = sum of brown sugar vendors in the selected market) and 0.5 kg brown sugar sample was taken from each of sampling location. The samples were analyzed for their qualities (ash content and total suspended solid) and analyzed for their borax content qualitatively. The research result showed that the brown sugar quality in Bandar Lampung traditional markets seen from ash content and total suspended solid was poor. Samples analyzed of 63% have met the quality requirement of 2% maximum ash content for brown sugar (SNI 01-3743-1995). Only 5% of the samples satisfied 1% total suspended solid have met requirement. Qualitative analysis result of borax content showed that all of samples taken from traditional markets did not contain borax. Keywords: borax, coconut brown sugar, sugar palm brown sugar, ash content, total suspended solid
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > Budidaya tanaman |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Teknologi Hasil Pertanian |
Pengguna Deposit: | 81051101 . Digilib |
Date Deposited: | 24 Jun 2016 06:04 |
Terakhir diubah: | 24 Jun 2016 06:04 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22884 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |