OPTIMASI PROSES SAKARIFIKASI DAN FERMENTASI SERENTAK DALAM PEMBUATAN BIOETANOL DARI BATANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN

BIMBI AYU RISTIYA NINGSIH, 1214051014 (2017) OPTIMASI PROSES SAKARIFIKASI DAN FERMENTASI SERENTAK DALAM PEMBUATAN BIOETANOL DARI BATANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN. FAKULTAS PERTANIAN, FAKULTAS PERTANIAN.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (24Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (1546Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1180Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Batang kelapa sawit (BKS) merupakan limbah padat agroindustri yang mengandung komponen lignoselulosa tinggi yang terdiri atas 38,5% selulosa, 17,1% hemiselulosa, dan 25,6% lignin. Oleh karena itu, BKS berpotensi sebagai bahan baku untuk produksi bioetanol generasi kedua. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan kondisi optimum pada produksi bioetanol dari batang kelapa sawit dengan metode sakarifikasi dan fermentasi serentak (Simultaneous Saccharificiaton And Fermentation) untuk mendapatkan yield produk yang maksimum dengan tiga variabel bebas yaitu konsentrasi substrat batang kelapa sawit, konsentrasi enzim selulase, lama waktu fermentasi. Rancangan percobaan yang digunakan untuk menentukan kondisi optimum masing-masing variabel adalah metode respon permukaan atau response surface methodology (RSM). Setelah proses pengeringan dan penggilingan, batang kelapa sawit diberi perlakuan awal dengan cara direndam dalam larutan NaOH 1 M pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah perlakuan awal, ampas dianalisis untuk menentukan kadar holoselulosa awalnya. Holoselulosa dengan konsentrasi 5%, 7,5% dan 10 % yang dihasilkan dari proses perlakuan awal kemudian disakarifikasi dengan 25, 30 dan 35 FPU enzim selulase. Proses sakarifikasi dilakukan pada suhu 50 °C, pH 5,0, dan goyangan 150 rpm selama 18 jam. Setelah proses sakarifikasi, sampel diambil sedikit dan disaring, filtratnya dianalisis untuk menentukan kandungan gula reduksi awalnya. Gula reduksi yang dihasilkan dari tahap sakarifikasi selanjutnya difermentasi dengan menambahkan S. cereviceae sebagai starter, kemudian diinkubasi pada suhu 38oC, selama 48, 72, dan 96 jam. Setelah proses fermentasi selesai, ampas dianalisis kadar holoselulosa akhir, sedangkan filtratnya dianalisis kadar etanol dan gula reduksi akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum SSF dapat terjadi apabila konsentrasi substrat batang kelapa sawit yang digunakan sebesar 4,9% dengan konsentrasi enzim selulase 21,6 FPU difermentasi selama 120 jam dapat menghasilkan kadar etanol maksimal yaitu sebesar 2,23%. Kata kunci : Bioetanol, Batang Kelapa Sawit, SSF, Response Surface Methodology ABSTRACT Oil palm trunk is an agroindustrial solid waste containing high lignocellulose components consisting of 38,5% cellulose, 17,1% hemicellulose, and 25,6% lignin. It is potentially as a raw material for the production of second generation bioethanol. The objective of this study was to determine optimum conditions of simultaneous saccharification and fermentation for bioethanol production from oil palm trunk using Response Surface Methodology (RSM). Three independent variables which applied in this study were oil palm trunk concentration, cellulose enzyme concentration, and fermentation duration. After drying and milling, oil palm trunk powder was pretreated by soaking in 1 M NaOH solution at 121oC for 15 minutes. After filtering the solution, the residual holocellulose was analyzed as initial holocellulose level. The holocellulose with a concentration of 5,0%, 7,5%, and 10,0% was saccharified with cellulose enzyme at concentrations of 25, 30, and 35 FPU. Saccharification was carried out at 50oC, pH 5, and 150 rpm for 18 hours. After saccharification, the small partial was taken and analyzed to determine the content of initial reducing sugar. After cooling up to 38oC, the solution was added S.cereviceae as starter and incubated for 48, 72, and 96 hours. After fermentation, the pulp was analyzed as final holocellulose level, while the filtrate was analyzed for final ethanol and reducing sugar level. SSF optimum condition occur when 4,9% oil palm trunk was saccharified with 21,6 FPU cellulose enzyme and fermented for 120 hours. This condition produced maximum ethanol (2,23%). Keywords : Bioethanol, Oil Palm Trunk, SSF, Respon Surface Methodology

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Budidaya tanaman
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Teknologi Hasil Pertanian
Pengguna Deposit: 0971760 . Digilib
Date Deposited: 27 Feb 2017 06:44
Terakhir diubah: 27 Feb 2017 06:44
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25775

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir