Destia Novita Sari, 1214121051 (2017) KADAR HARA DAUN BENDERA BEBERAPA GENOTIPE SORGUM [Sorghum bicolor (L.) Moench] YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA DUA LOKASI BERBEDA DAN KORELASINYA DENGAN HASIL BIJI. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK.pdf Download (89Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (3882Kb) |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (3976Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam, genotipe, interaksi antara sistem dan genotipe serta korelasi kadar hara daun bendera dengan hasil biji. Percobaan lapang dilaksanakan di dua lokasi, lokasi 1 di Kebun BPPT Desa Sulusuban, Lampung Tengah dengan kondisi lahan (sub-optimum) dan di lokasi 2 terletak di Desa Gading Rejo Kabupaten Pringsewu dengan kondisi lahan (optimum), dan dilakukan analisis di Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung. Perlakuan disusun secara faktorial dalam rancangan petak terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama adalah sistem tanam (monokultur dan tumpangsari), sedangkan anak petak adalah genotipe tanaman sorgum (Numbu, UPCA, Super 2, P/I WHP, P/F-5-193-C). Monokultur sorgum ditanam pada jarak 80 cm x 20 cm. Tumpangsari sorgum ubikayu dilakukan dengan cara menanam sorgum di antara tanaman ubikayu sedemikian rupa sehingga jarak tanam sorgum tetap 80 cm x 20 cm, sedangkan jarak tanam ubikayu 80 cm x 20 cm, baik sorgum maupun ubikayu ditanam secara bersamaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hara daun bendera yang ditanam secara monokultur memiliki kadar P yang tinggi, sedangkan kadar hara K daun bendera yang tinggi pada sistem tanam tumpangsari, kondisi ini ditemukan pada lokasi sub-optimum dan optimum. Kadar hara P daun bendera di lokasi sub-optimum pada fase masak susu yang tinggi adalah genotipe Super 2, sedangkan pada fase masak fisiologi adalah genotipe P/F 5-193 C. Kadar hara P daun bendera di lokasi optimum pada fase masak susu yang tinggi adalah genotipe P/F 5-193 C, sedangkan pada fase masak fisiologi adalah genotipe UPCA. Kadar hara K daun bendera di lokasi sub-optimum pada fase masak susu yang tinggi adalah genotipe Super 2, sedangkan pada fase masak fisiologi adalah genotipe P/F 5-193 C. Kadar hara K daun bendera di lokasi optimum pada fase masak susu dan masak fisiologi yang tinggi adalah genotipe P/F 5-193 C. Kadar hara daun bendera dengan hasil biji hanya berkorelasi pada lokasi sub-optimum. Kadar hara P masak fisiologi berkorelasi dengan bobot 1000 butir biji, hara K masak susu dan berkorelasi dengan bobot 1000 butir biji, kadar hara K masak fisiologi berkorelasi dengan dengan bobot 1000 butir biji, jumlah biji sorgum dan bobot biji. Kata kunci : daun bendera, genotipe, kadar hara, korelasi, sistem tanam, sorgum.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > Budidaya tanaman |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agroteknologi |
Pengguna Deposit: | 9341652 . Digilib |
Date Deposited: | 27 Feb 2017 07:22 |
Terakhir diubah: | 27 Feb 2017 07:22 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25785 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |