ANDIKA EKO PRAYOGA, 1314051006 (2017) PENGARUH PREHIDROLISIS DAN LAMA INKUBASI SIMULTANEOUS SACCHARIFICATION AND FERMENTATION TERHADAP KADAR ETANOL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (PATPI), Universitas lampung. (Submitted)
|
File PDF
ABSTRAK (INGGRIS & INDONESIA).pdf Download (93Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (1484Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (1246Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Proses hidrolisis secara enzimatis pada pembuatan bieotanol secara simultaneous saccharification and fermentation (SSF) dari TKKS berjalan lambat karena suhu inkubasi SSF dilakukan pada suhu 38oC. Untuk mempercepat proses hidrolisis tersebut, TKKS perlu diberi perlakuan prehidrolisis pada suhu optimum enzim selulase, yaitu 50oC. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh prehidrolisis dan lama inkubasi SSF terhadap kadar bioetanol, kadar selulosa, dan gula reduksi pada pembuatan bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS diberi perlakuan awal dengan cara direndam dalam larutan NaOH 1 M pada suhu 121oC selama 15 menit. Setelah disaring, ampas (holoselulosa) TKKS dianalisis untuk menentukan kadar selulosanya (sebagai kadar selulosa awal). Holoselulosa TKKS kemudian diberi perlakuan prehidrolisis dengan menambahkan enzim selulase pada suhu 50oC, pH 4,8, dan goyangan 150 rpm selama 0 jam dan 24 jam. Setelah proses prehidrolisis tersebut, filtrat diambil sebanyak 1 ml untuk ditentukan kadar gula reduksi. Setelah prehidrolisis selama 0 jam (tanpa prehidrolisis) dan 24 jam, larutan ditambah Saccharomyces cerevisiae sebagai starter dan inkubasi SSF dilakukan pada suhu 38oC, pH 4,8, dan goyangan 150 rpm selama 24, 48, 72, dan 96 jam. Setelah inkubasi, larutan dipusingkan, ampas dianalisis kadar selulosanya (sebagai selulosa akhir), dan filtratnya dianalisis kadar etanol dan gula reduksinya sebagai kadar gula reduksi akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prehidrolisis selama 24 jam menghasilkan kadar etanol yang lebih tinggi dan menyisakan kadar selulosa yang lebih rendah, serta kadar gula reduksi lebih tinggi, dibandingkan dengan tanpa prehidrolisis (prehidrolisis selama 0 jam). Semakin lama inkubasi SFF semakin tinggi kadar etanol, dan menyisakan kadar selulosa dan kadar gula reduksi yang semakin rendah. Kadar etanol tertinggi (0,916 %v/v) diperoleh pada kombinasi perlakuan prehidrolisis selama 24 jam dan inkubasi SSF selama 96 jam. Kata kunci : Tandan kosong kelapa sawit, bioetanol, SSF, prehidrolisis.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > Pertanian ( Umum ) > Budidaya tanaman |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Teknologi Hasil Pertanian |
Pengguna Deposit: | 80882497 . Digilib |
Date Deposited: | 09 Jun 2017 06:26 |
Terakhir diubah: | 09 Jun 2017 06:26 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26806 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |