PENGARUH BEBERAPA JENIS FRAKSI EKSTRAK TUMBUHAN TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

TRIONO , 1214121220 (2017) PENGARUH BEBERAPA JENIS FRAKSI EKSTRAK TUMBUHAN TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.). Fakultas Pertanian, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (145Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (4Mb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (4Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Antraknosa merupakan penyakit penting tanaman cabai di Indonesia. Pengendalian penyakit antraknosa secara umum mengunakan fungisida propineb. Namun demikian fungisida propineb dapat menimbulkan dampak negatif resistensi patogen. Fungisida nabati merupakan salah satu alternatif untuk mengendalikan antraknosa yang dapat mengurangi dampak negatif tersebut. Beberapa jenis tumbuhan seperti sirih, babadotan dan jarak tintir berpotensi sebagai fungisida nabati untuk mengendalikan antraknosa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fraksi ekstrak daun sirih hijau, babadotan, dan jarak tintir terhadap penyakit antraknosa pada cabai. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biotek Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan lahan petani di Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung dimulai sejak bulan Agustus sampai bulan Desember 2016. Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (P0), fungisida propineb (P1), daun jarak tintir dalam fraksinasi air (P2), daun babadotan dalam fraksinasi N-hexana (P3), sirih dalam fraksinasi air (P4), jarak tintir tanpa fraksinasi (P5), babadotan tanpa fraksinasi (P6), sirih tanpa fraksinasi (P7). Masing- masing perlakuan pada setiap ulangan terdiri dari 2 tanaman sehingga terdapat 64 satuan percobaan. Kehomogenan data diuji dengan uji Barlett, data diolah dengan sidik ragam dan perbandingan nilai tengah antar perlakuan diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun sirih, babadotan, jarak tintir mampu menekan intensitas penyakit antraknosa. Sirih tanpa fraksinasi dan sirih fraksinasi dengan pelarut air dapat menekan intensitas penyakit antraknosa, dan kemampuan daun sirih tanpa fraksinasi dan sirih fraksinasi dengan pelarut air sebanding dengan kemampuan fungisida propineb dalam menekan intensitas penyakit antraknosa. Kata kunci: babadotan ,Colletotrichum capsici, ekstrak tanaman, jarak tintir, sirih.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Budidaya tanaman
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agroteknologi
Pengguna Deposit: 29639878 . Digilib
Date Deposited: 05 Jul 2017 06:51
Terakhir diubah: 05 Jul 2017 06:51
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27148

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir