MELAUT (KAJIAN NILAI BUDAYA BAHARI DAN ETNOTEKNOLOGI SUKU BUGIS DI PESISIR TELUK LAMPUNG)

SUCI TRI KUMALASARI, 1216011090 (2017) MELAUT (KAJIAN NILAI BUDAYA BAHARI DAN ETNOTEKNOLOGI SUKU BUGIS DI PESISIR TELUK LAMPUNG). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (15Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (2143Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1822Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan mengkaji nilai budaya bahari dan etnoteknologi pada suku Bugis serta perubahan-perubahan yang terjadi saat ini di Kelurahan Kota Karang, Pesisir Teluk Lampung. Metode yang digunakan dengan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian etnografi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan secara snowbal dengan jumlah informan 10 orang.Hasil penelitian melaut pada suku Bugis adalah melaut merupakan usaha mencari ikan di laut. Bagi suku Bugis di Teluk Lampung, melaut diangggap sebagi sumber penghidupan. Ritual adat dan kepercayaan yang pernah ada adalah ruwatan luat, tolak bala dan selamatan. Melaut sangat erat kaitannya dengan motif merantau dan memiliki arti dan nilai budaya sendiri pada masyarakat suku Bugis. Motif rantau masyarakat suku Bugis yakni Amaradekang dan Massapa Dalle. Teknologi tangkap ikan yang digunakan masayarakat suku Bugis di Teluk Lampung ini antara lain bagan tancap, bagan derigen, dan bagan congkel. Perubahan sosial budaya yang terjadi pada mayarakat Bugis di Pesisir Teluk Lampung adalah perubahan pada nilai budaya, kepercayaan seperti ruwatan laut, bahasa, rumah panggung, dan teknologi tangkap ikan. Kata kunci: nilai budaya bahari, teknologi, perubahan sosial budaya ABSTRACT This study aims to examine the values of maritime culture and ethnotechnology in Bugis tribe as well as changes that occur today in the Kelurahan Kota Karang, Coastal of Teluk Lampung. Method used with qualitative research method with type of ethnography research. Technique of collecting data by interview, observation, and documentation. Interviews conducted in snowbal with the number of informants 10 people. The results of fishing at Bugis are sea fishing is a business in the sea. For the Bugis tribe in Teluk Lampung, sea is regarded as a source of livelihood. Traditional rituals and beliefs that ever existed were ruwatan luat, tolak bala and selamatan. Fishing is very closely related to the motif merantau and have their own meaning and cultural value in the Bugis tribe community. The motives of the Bugis tribe community are Amaradekang and Massapa Dalle. Fish catching technology used by Bugis tribe community in Teluk Lampung is among others the tancap chart, the derigen chart, and the congkel chart. The socio-cultural changes that occur in the Bugis community in the Coastal of Teluk Lampung are changes in cultural values, beliefs such as ruatan laut, languages, houses on stilts, and fishing technology. Keywords: the value of maritime culture, technology, socio-cultural change

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek:
> HM Sociology
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Sosiologi
Pengguna Deposit: 69304721 . Digilib
Date Deposited: 19 Oct 2017 04:43
Terakhir diubah: 19 Oct 2017 04:43
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28686

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir