IDENTIFIKASI BATAS SUB-CEKUNGAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN ANALISIS SHD (SECOND HORIZONTAL DERIVATIVE) DAN SVD (SECOND VERTICAL DERIVATIVE) BERDASARKAN KORELASI DATA GAYABERAT DAN SEISMIK

WURI ANDARI, 1315051059 (2017) IDENTIFIKASI BATAS SUB-CEKUNGAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN ANALISIS SHD (SECOND HORIZONTAL DERIVATIVE) DAN SVD (SECOND VERTICAL DERIVATIVE) BERDASARKAN KORELASI DATA GAYABERAT DAN SEISMIK. FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (81Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (6Mb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (6Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

WURI ANDARI Metode gayaberat secara umum dapat membaca perbedaan densitas batuan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan di daerah Riau dengan tujuan mengetahui struktur sesar, struktur bawah permukaan dengan pemodelan 2D dan menentukan batas sub-cekungan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis spektral, analisis SHD dan SVD serta pemodelan 2D yang dikorelasikan dengan penampang seismik untuk mengetahui struktur bawah permukaan daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan nilai anomali bouguer daerah penelitian memiliki rentang nilai antara 5.6 mGal hingga 33.2 mGal dengan densitas rata-rata permukaan sebesar 1.95 gr/cc. Anomali tinggi berada pada daerah bagian timur dan anomali rendah berada pada daerah berarah NW – SE. Banyaknya anomali rendah yang diindikasikan sebagai pola sub-cekungan berjumlah 6 yang dipisahkan oleh daerah tinggian yang relatif tegas berarah Tenggara Baratlaut. Kedalaman rata-rata anomali residual berkisar 2.3 km, bedasarkan hasil pemodelan 2D bawah permukaan terdapat struktur lapisan dari yang termuda yaitu endapan alluvial, Formasi Petanie, Sihapas grup dan batuan granit sebagai batuan dasarnya. Penampang bawah permukaan yang diproyeksikan ke atas permukaan menunjukan adanya 5 sub-cekungan dengan lebar cekungan antara 4 – 12 km yang terletak di daerah indikasi sub-cekungan dan indikasi sesar daerah penelitian. Kata Kunci: Gayaberat, Analisis Spektral, SHD, SVD, Forward Modelling, Korelasi Seismik. ABSTRACT WURI ANDARI Gravity method generally can read the difference of rock density to identify subsurface structures. This research was conducted in Riau area with the aim of knowing fault and subsurface structure, and determining sub-basin boundary. Data processing was done by using spectral analysis, SHD and SVD analysis, and 2D modeling then later correlated with seismic section to find out the subsurface structure of research area. The results showed that the bouguer anomaly value had a range between 5.6 mGal to 33.2 mGal with a surface density of 1.95 g / cc. High anomaly were in the eastern region and low anomaly were in the NW - SE trending region. 6 low anomalies indicated as a sub-basin pattern were separated by a relatively high altitude area of North West Southeast. The average residual anomaly depth was about 2.3 km. Based on the 2D subsurface modeling results, there was layer structure from the youngest to eldest that were alluvial deposits, Petani Formation, Sihapas group and granitic rock as the base rock. The projected subsurface section to surface showed 5 sub-basins with basin width 4-12 km located in the sub-basin and fault indication area. Keywords: Sub-Basin, SVD, SHD, Gravity, Seismic

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Teknologi (General)
> Teknologi (General)
Teknologi (General)
Pengguna Deposit: 64819691 . Digilib
Date Deposited: 19 Oct 2017 07:04
Terakhir diubah: 19 Oct 2017 07:04
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28696

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir