SITI SUFIA , 1316031068 (2017) KOMUNIKASI INTERAKSIONAL SIMBOLIK ANTARA PENAMONG DAN YANG DITAMONGI DALAM SISTEM TETAMONGAN MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Fenomenologi Pada Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sukaraja Kecamatan Gunung Alip, Tanggamus). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK (ABSTRACT).pdf Download (17Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (883Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (883Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Budaya menjadi sebuah Identitas yang melekat pada setiap individu. Budaya mengatur setiap tingkah laku dan cara berinteraksi masyarakat yang menganutnya. Artinya, pendokumentasian kebudayaan menjadi sangat penting dalam proses pelestarian budaya. Begitupun salah satu Budaya yang ada di Lampung Saibatin, yakni Tetamongan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna, konsep diri dan motif yang terjadi pada fenomena tetamongan melalui analisis verbal dan non verbal dan juga dikaitkan dengan teori Dramatisme, sehingga mampu menggambarkan bagaimana fenomena tetamongan terjadi. Penelitian ini menggunakan metode Fenomenologi dan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan purposive sampling sebagai teknik penentuan informannya. Ditemukan tiga subyek pasangan tetamongan dari masyarakat Pekon Suka Raja kabupaten Tanggamus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetamongan merupakan makna dari kasih sayang dan kedekatan antara kakek yang ditamong dengan cucunya, hal itupun tergambar dari konsep diri yang ditunjukan oleh masing-masing informan, motif dibalik fenomena ini yakni sebagai bentuk silaturahmi dan motif agar generasi tua tetap dikenang. pada akhirnya, Fenomena tetamongan mampu menjadi identitas tersendiri bagi masyarakat Lampung Saibatin. Kata Kunci : Tetamongan, komunikasi interaksional simbolik, verbal dan non verbal ABSTRACT Culture becomes an identity which is attached to each individual. It regulates how to behave and interact towards Society who embraces it. It means that, the documentation of the culture itself becomes very important in the process of cultural preservation. Likewise, one of the existing cultures in Lampung Saibatin, named Tetamongan. Therefore, the purpose of this research was to know the meaning, the self concept and the motive that happened in tetamongan phenomenon through verbal and non verbal analysis and also related to dramatism theory. So, it can show on how the culture of Tetamongan is happened. The method of this research was phenomenology by using descriptive qualitative research as the type with purposive sampling as a technique of determining the informants. There were found three couples of subject from Sukaraja Village in Tanggamus Region. The results of this research showed that tetamongan had affection and proximity meaning toward the grandparent and the grandchildren, the self concept was also illustrated by the informants, the motive of this phenomenon was as the good relationship and to memorize of the old generation. Finally, tetamongan is able to be the identity of Saibatin Lampungness Society. Key words: Tetamongan, Symbolic Interactional Communication, Verbal and Non verbal
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > HM Sociology > HQ The family. Marriage. Woman |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Komunikasi |
Pengguna Deposit: | 84127290 . Digilib |
Date Deposited: | 21 Dec 2017 07:28 |
Terakhir diubah: | 21 Dec 2017 07:28 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29392 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |