PERBEDAAN JARINGAN GRANULASI, ANGIOGENESIS DAN FIBROBLAS PADA LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL SEL PUNCA MESENKIMAL TALI PUSAT MANUSIA DENGAN KRIM SILVER SULFADIAZINE PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

NATASHA NAOMI HARLI PUTRI , 1418011145 (2018) PERBEDAAN JARINGAN GRANULASI, ANGIOGENESIS DAN FIBROBLAS PADA LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL SEL PUNCA MESENKIMAL TALI PUSAT MANUSIA DENGAN KRIM SILVER SULFADIAZINE PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus). Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

[img]
Preview
FIle PDF
ABSTRAK (INGGRIS & INDONESIA).pdf

Download (2327Kb) | Preview
[img] FIle PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (4Mb)
[img]
Preview
FIle PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (4Mb) | Preview

Abstrak

ABSTRAK PERBEDAAN JARINGAN GRANULASI, ANGIOGENESIS DAN FIBROBLAS PADA LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL SEL PUNCA MESENKIMAL TALI PUSAT MANUSIA DENGAN KRIM SILVER SULFADIAZIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Oleh NATASHA NAOMI HARLI PUTRI Latar Belakang: Luka bakar adalah luka termal yang disebabkan oleh agen biologis, kimiawi, fisik, dan listrik dengan dampak lokal maupun sistemik. Di Indonesia, luka bakar menyebabkan sekitar 195.000 kematian setiap tahunnya. Luka bakar menyebabkan kerugian fisik, psikologis dan ekonomi. Penanganan luka bakar sendiri dapat sampai memerlukan intervensi operasi/bedah, rawat inap dan rehabilitasi yang berkepanjangan, serta biaya perawatan kesehatan yang tinggi. Silver sulfadiazine merupakan terapi lini pertama atau gold standard dalam pengobatan topikal luka bakar dengan sifat antibakterinya. Namun, terdapat beberapa kelemahan dari obat ini. Pengembangan terapi untuk mengobati penyakit kulit telah dilakukan selama bertahun-tahun, salah satunya dengan sel punca. Salah satu jenis sel punca yang digunakan untuk terapi adalah sel punca mesenkimal, khususnya yang berasal dari tali pusat manusia (WJMSC). Sel punca ini diketahui memiliki sifat-sifat yang unik yang dapat meningkatkan penyembuhan luka. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 27 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) Galur Sprague dawley yang dikelompokkan menjadi sembilan perlakuan berbeda. Perlakuan dibagi atas kelompok K: kontrol negatif, P1: sel punca, dan P2: Silver Sulfadiazine. Tiap kelompok dieutanasia pada hari ke 4, 14, dan 28 untuk dilihat jaringan granulasi, angiogenesis, dan fibroblas pada pengamatan mikroskopisnya. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna jaringan granulasi, angiogenesis, dan fibroblas pada hari ke-14 dengan nilai p secara berurutan, 0,046; 0,034; dan 0,047. Rata-rata skor jaringan granulasi pada hari ke 14 kelompok K:1,1, P1: 1,4, dan P2: 1,4. Rata-rata skor angiogenesis pada hari ke- 14 kelompok K:2,1, P1: 3,8, dan P2: 3,4. Rata-rata skor fibroblas pada hari ke-14 kelompok K:2,1, P1: 3,8, dan P2: 3,4. Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna jaringan granulasi, angiogenesis, dan fibroblas pada hari ke-14.Selain itu, tidak dapat perbedaan yang bermakna pada hari ke-4 dan 28 Kata kunci: Siver Sulfadiazine, sel punca mesenkimal tali pusat manusia, WJMSC, luka bakar, penyembuhan luka.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > RS Pharmacy and materia medica
Program Studi: Fakultas Kedokteran > Prodi Pendidikan Dokter
Pengguna Deposit: 34275034 . Digilib
Date Deposited: 06 Feb 2018 04:48
Terakhir diubah: 06 Feb 2018 04:48
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30198

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir