DIAH ISMAWATI , 1313041015 (2018) KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN SISWA KELAS X SMAN 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (83Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (1051Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA ABB PEMBAHASAN.pdf Download (1052Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesantunan berbahasa pada tuturan guru bahasa Indonesia dalam memberikan penguatan siswa kelas X SMAN 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Dengan demikian, hal-hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah penaatan maksim kesantunan, pelanggaran maksim kesantunan, kesantunan linguistik dan kesantunan pragmatik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dua guru bahasa Indonesia SMAN 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Data dalam penelitian ini adalah tuturan guru bahasa Indonesia dalam memberikan penguatan siswa kelas X SMAN 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik observasi (pengamatan), teknik catat, dan teknik rekam. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua respon yang diberikan guru bahasa Indonesia dalam memberikan penguatan siswa kelas X SMAN 1 Bandar Lampung. Pertama, respon positif yang diberikan guru kepada siswa yang sudah berperilaku baik dengan tujuan agar perilaku tersebut frekuensinya akan bertambah atau meningkat. Kedua, respon negatif yang diberikan guru kepada siswa yang berperilaku kurang baik dengan tujuan agar perilaku tersebut frekuensinya berkurang atau hilang. Dalam memberikan respon positif guru menggunakan tuturan yang menaati lima maksim kesantunan Leech di antaranya, maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, danmaksim kesepakatan. Sementara itu, dalam memberikan respon negatif guru melakukan satu pelanggaran maksim kesantunan, yakni maksim kearifan. Guru juga menggunakan dua bentuk verbal tindak tutur dalam kesantunan, yakni kesantunan linguistik dan kesantunan pragmatik. Kata kunci: Kesantunan berbahasa, penguatan respon positif, penguatan respon negatif
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > > LB Theory and practice of education |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah |
Pengguna Deposit: | 01025266 . Digilib |
Date Deposited: | 15 Feb 2018 03:09 |
Terakhir diubah: | 15 Feb 2018 03:09 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30361 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |