PEMBENTUKAN SCALP DARI EKSPLAN PRIMER DAN RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SCALP PISANG ‘AMBON KUNING’ TERHADAP BERBAGAI KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) IN VITRO

ALIFIA RAHMA ANDARINI, 1314121012 (2018) PEMBENTUKAN SCALP DARI EKSPLAN PRIMER DAN RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SCALP PISANG ‘AMBON KUNING’ TERHADAP BERBAGAI KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) IN VITRO. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (236Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (10Mb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf

Download (9Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penggunaan pola regenerasi perbanyakan kalus embriogenik (scalp) dalam kultur jaringan dapat mendukung kegiatan pemenuhan bibit pisang berkualitas, seragam, dalam jumlah yang banyak, dan waktu yang relatif singkat. Jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT) berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan scalp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian BA terhadap pertumbuhan dan perkembangan scalp serta menentukan konsentrasi BA yang optimal. Eksplan primer berupa jaringan meristematik di antara bonggol dan batang semu dikulturkan dalam media MS+5 mg/l BA selama 4 minggu untuk menginisiasi pembentukan tunas. Produksi scalp diawali dengan pemindahan eksplan primer berumur 4 minggu yang telah dicacah ke dalam media MS+3 mg/l TDZ+ 150 ml/l air kelapa yang kemudian diinkubasi selama 4 minggu. Scalp yang berbentuk bulat pipih, berwarna hijau kekuningan, dan belum mengeluarkan tunas selanjutnya disubkultur ke dalam media perlakuan, yaitu media dasar MS dengan penambahan konsentrasi BA 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/l lalu diamati selama 9 minggu. Penelitian ini dilakukan menggunakan RAL dengan 3 ulangan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 5 botol kultur yang masing-masing berisi 1 eksplan. Homogenitas ragam diuji menggunakan Uji Bartlet lalu analisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tunas terbentuk dari scalp yang dikulturkan dalam media tanpa penambahan BA. Pemberian BA sampai dengan konsentrasi 3 mg/l menyebabkan peningkatan jumlah tunas. Jumlah tunas terbanyak (3,67 tunas per eksplan) dihasilkan dari scalp yang dikulturkan dalam media yang mengandung 3 mg/l BA. Selain menghasilkan tunas, scalp yang dikulturkan juga menghasilkan scalp baru dalam media yang tidak diberi BA maupun yang diberi BA (1-5 mg/l). Peningkatan konsentrasi BA sampai dengan 3 mg/l menyebabkan peningkatan diameter scalp. Diameter scalp terbesar (2,40 cm per eksplan) dihasilkan dalam media yang mengandung 3 mg/l BA. Kata kunci : Ambon kuning, BA, in vitro, scalp, sitokinin, TDZ, tunas.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Pertanian ( Umum )
> Budidaya tanaman
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agroteknologi
Pengguna Deposit: 201847823 . Digilib
Date Deposited: 28 May 2018 03:55
Terakhir diubah: 28 May 2018 03:55
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31497

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir