Sucihati, 1224051008 (2014) PRETREATMENT AND ENZYMATIC HIDROLISIS OPTIMATIONS OF CACAO POD FOR BIOETHANOL PRODUCTION OPTIMASI PROSES PERLAKUAN AWAL BASA DAN HIDROLISIS ENZIMATIS KULIT KAKAO (Theobroma cacao L.) UNTUK MEMPRODUKSI BIOETANOL. Masters thesis, Universitas Lampung.
|
File PDF
ABSTRACT.pdf Download (8Kb) | Preview |
|
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (11Kb) | Preview |
|
|
File PDF
COVER DALAM.pdf Download (10Kb) | Preview |
|
|
File PDF
HALAMAN PERSETUJUAN.pdf Download (654Kb) | Preview |
|
|
File PDF
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (651Kb) | Preview |
|
|
File PDF
HALAMAN PERNYATAAN.pdf Download (312Kb) | Preview |
|
|
File PDF
RIWAYAT HIDUP.pdf Download (16Kb) | Preview |
|
|
File PDF
PERSEMBAHAN.pdf Download (22Kb) | Preview |
|
|
File PDF
SANWACANA.pdf Download (63Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR ISI.pdf Download (52Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR TABEL.pdf Download (39Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR GAMBAR.pdf Download (45Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB I.pdf Download (155Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB II.pdf Download (358Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB III.pdf Download (164Kb) | Preview |
|
File PDF
BAB IV.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (269Kb) |
||
|
File PDF
BAB V.pdf Download (53Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (130Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Cacao pod - solid waste of cacao plantation - contains high lignocellulose which can be utilized as raw material of bioethanol production. The lignocellulose consisted of 31.25% cellulose, 48.64% hemicellulose, and 20.11% lignin. The cacao pod should be pretreated for degrading its lignin and hydrolyzed its holocellulose into reduced sugar before converting it into bioethanol with Saccharomyces cerevisiae. Objectives of this research were to find out the optimum conditions of pretreatment with NaOH and hydrolysis with cellulase enzyme. Conversion of reduced sugar in to bioethanol was also carried out. Cacao pod was dried, grounded, and then submerged into NaOH solution at concentrations of 0, 0.5, 1.0, and 2.0 M at 121oC for 15 and 30 minutes for degrading its lignin. After filtering and drying, 5, 10, 15, and 20% (w/v) cacao pod holocelluloses were hydrolyzed with 0, 10, 20, and 30 FPU celluase enzyme at 50oC, pH 4.8 for 18 hours. After hydrolyzing, filtrat was taken for measuring its reduced sugar content. Obtained data were collected, tabulated, and analyzed statistically to determine the optimum condition of pretreatment and the optimum condition of hydrolysis. The optimum condition of pretreatment was submersion cacao pod into 1.59 M NaOH solution at 121oC for 30 minutes. This condition yielded lignin decreasing from 14.32% to 0.60%, hemicellulose decreasing from 21.59% to 0.54%, and cellulose increasing from 15.94% to 35.05%. Mean while, the optimum condition of hydrolysis was submersion 10% (w/v) cacao pod holocellulose into 30 FPU cellulase enzyme solution at 50oC and pH 4.8 for 18 hours. This condition yielded reduced sugar at a concentration of 2.54 g/L. After fermentation with 10% (v/v) Saccharomyces cerevisiae at 30oC for 72 hours, the reduced sugar yielded 0.33% (v/v) bioethanol. Key word: Cacao pod, NaOH pretreatment, cellulase, enzymatic hydrolysis, bioethanol Kulit kakao merupakan salah satu limbah padat pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan baku produksi bioetanol karena kandungan lignoselulosanya yang tinggi. Lignoselulosa kulit kakao terdiri atas 31,25% selulosa, 48,64% hemiselulosa dan 20,11% lignin. Kulit kakao perlu diberi perlakuan awal untuk menghilangkan komponen lignin dan dihidrolisis dengan enzim selulase untuk menghidrolisis holoselulosa menjadi gula reduksi yang kemudian difermentasi dengan Saccharomyces cerivisiae menjadi bioetanol. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan kondisi optimum proses perlakuan awal dan hidrolisis enzimatis kulit kakao. Gula reduksi yang dihasilkan kemudian difermentasi dengan Saccharomycess cerevisiae menjadi bioetanol. Pada perlakuan awal, kulit kakao direndam dalam 0, 0,5 1,0 , 1,5 dan 2,0 M larutan NaOH pada suhu 121oC selama 15 dan 30 menit untuk menurunkan komponen lignin. Setelah dikeringkan, holoselulosa kulit kakao hasil perlakuan awal sebanyak 5, 10, 15, 20% (b/v) dihidrolisis menjadi gula reduksi dengan 0, 10, 20 dan 30 FPU enzim selulase pada suhu 50oC dan pH 4,8 selama 18 jam. Setelah waktu hidrolisis selesai, filtrat diambil dan konsentrasi gula reduksi diukur. Data komponen lignoselulosa dan gula reduksi hasil penelitian dianalisis sidik ragamnya untuk mendapatkan penduga ragam galat dan ada tidaknya perbedaan anatar perlakuan. Perlakuan yang paling optimum pada penelitian ini ditentukan dengan uji lanjut polinomial ortogonal. Kondisi optimum perlakuan awal yaitu pada perendaman kulit kakao dalam larutan NaOH 1,59 M yang dipanaskan pada suhu 121oC selama 30 menit. Kondisi ini mampu menurunkan lignin dari 24,32% menjadi 0,60%, menurunkan kadar hemiselulosa dari 21,59% menjadi 9,54% dan meningkatkan kadar selulosa dari 15,94% menjadi 35,05%. Kondisi optimum hidrolisis enzimatis kulit kakao yaitu 4 gram (10% b/v) holoselulosa kulit kakao hidrolisis dengan 30 FPU enzim selulase pada suhu 50oC dan pH 4,8 selama 18 jam. Kadar gula reduksi yang dihasilkan pada kondisi optimum yaitu 2,54 g/L. Setelah difermentasi dengan 10% (v/v) Saccharomyces cerivisiae pada suhu 30oC selama 72 jam, 2,54 g/L gula reduksi hasil hidrolisis tersebut menghasilkan 0,33% (v/v) bioetanol. Kata kunci : Kulit kakao, perlakuan awal NaOH, hidrolisis enzimatis, selulase, bioetanol.
Jenis Karya Akhir: | Tesis (Masters) |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Magister Teknologi Industri Pertanian |
Pengguna Deposit: | UPT Perpustakaan Unila |
Date Deposited: | 14 Oct 2014 02:24 |
Terakhir diubah: | 14 Oct 2014 02:24 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4100 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |