Dina Adhareni, 1222011056 (2014) LEGAL ASPECT OF INFORMED REFUSAL BY PATIENT ASPEK HUKUM TERHADAP PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED REFUSAL) OLEH PASIEN. Masters thesis, Universitas Lampung.
|
File PDF
ABSTRACT.pdf Download (3447Kb) | Preview |
|
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (8Kb) | Preview |
|
|
File PDF
COVER DALAM.pdf Download (17Kb) | Preview |
|
|
File PDF
LEMBAR PERSETUJUAN.pdf Download (5Mb) | Preview |
|
|
File PDF
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (5Mb) | Preview |
|
|
File PDF
LEMBAR PERNYATAAN.pdf Download (3197Kb) | Preview |
|
|
File PDF
RIWAYAT HIDUP.pdf Download (4Kb) | Preview |
|
|
File PDF
MOTO.pdf Download (5Kb) | Preview |
|
|
File PDF
PERSEMBAHAN.pdf Download (21Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR ISI.pdf Download (2926Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB I.pdf Download (204Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB II.pdf Download (183Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB III.pdf Download (65Kb) | Preview |
|
File PDF
BAB IV.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (242Kb) |
||
|
File PDF
BAB V.pdf Download (55Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (33Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Doctor, patient and hospital are three legal subjects which connected to each other in the field of health maintenance. The relationship between doctor and patient that can be seen through the view of legal aspect is existence of relation between one legal subject to other. This relation is bounded in form of medication, where the doctor should not guarantee the cure of the patient. However, it is the doctor's obligation to certifu that the patient has been taken care by morimum endeavor. Due to this condition, inspanning verbintenis is generated. This research is aimed to know, understand and analyze the patient's right to refuse any medical procedures or curative forces. It is also intended to identiff the principal reason of medical procedure refusal as well as legal impact of that informed refusal. This research is using normative approach with descriptive method in specific. The data is sourced from secondary resource which is done through library research such as laws. The data then was analyzed by using qualitative method. This research found that patient has right to refuse any medical actions performed by the doctor. It is based on the therapeutic transaction between doctor and patients which is built by the patient's right to health care and the right of self-determination. Both rights must be acknowledged and honored. The basic core of informed refusal by patient is the patient willbe responsible for his entire refusal to any health care by the doctor. The legal impact of informed refusal by patient is that the patient will be responsible for the risks sourced from his refusal. Aside, the patient will not be able to put a legal lawsuit against the doctor or the hospital as health care facilitation if in case any unfortunate events happened because of his refusal. Keywords : infomred consent and refusal informed consent Dokter, pasien, dan rumah sakit adalah tiga subyek hukum yang terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. Hubungan dokter dan pasien dilihat dari aspek hukum adalah hubungan antara subyek hukum dengan subyek hukum yang kemudian mengikatkan diri dalam melaksanakan pengobatan bagi pasien yang pada pelaksanaannya dokter tidak boleh menjanjikan kesembuhan kepada pasien, tetapi dokter harus berupaya semaksimal mungkin menyembuhkan pasien. Oleh karena itu terbentuklah apa yang disebut dengan perikatan ikhtiar (inspanning verbintenis). Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan menganalisis hak pasien untuk menolak terhadap prosedur medis atau tindakan kedokteran tertentu, mengetahui inti dari penolakan tindakan kedokteran, serta akibat hukum adanya penolakan tindakan kedokteran (informed refusal). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan normatif, dengan spesifikasi penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder yang dilakukan dengan cara mengadakan studi kepustakaan (library research), undang-undang dan kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Pasien memiliki hak untuk menolak dilakukannya tindakan kedokteran. Hal ini didasarkan pada adanya transaksi terapeutik antara dokter dan pasien yang erat kaitannya dengan pelaksanaan hak dasar pasien atas pelayanan kesehatan (the right to health care), dan hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination) yang harus diakui dan dihormati, Inti dari adanya penolakan tindakan kedokteran oleh pasien adalah pasien akan menanggung segala akibat dari penolakan tindakan kedokteran tersebut, Akibat hukum dari adanya penolakan tindakan kedokteran oleh pasien adalah pasien akan menanggung sendiri risiko yang terjadi atas dampak penolakan tindakan kedokteran tersebut. Selain itu pasien tidak dapat mengajukan gugatan terhadap dokter ataupun rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan apabila terjadi hal-hal yang merugikan pasien akibat dari adanya penolakan tindakan kedokteran oleh pasien tersebut. Kata kunci : informed consent dan penolakan informed consent
Jenis Karya Akhir: | Tesis (Masters) |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | Fakultas Hukum > Magister Hukum S2 |
Pengguna Deposit: | UPT Perpustakaan Unila |
Date Deposited: | 14 Oct 2014 02:25 |
Terakhir diubah: | 14 Oct 2014 02:25 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4115 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |