REPRESENTASI NILAI FEMINISME PADA TOKOH UTAMA NOVEL TUHAN IZINKAN AKU MENJADI PELACUR

KUMARANUR PUTRI PINANDITA INTEN PRAWESTI, 1416031070 (2019) REPRESENTASI NILAI FEMINISME PADA TOKOH UTAMA NOVEL TUHAN IZINKAN AKU MENJADI PELACUR. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
Text
1. ABSTRAK.pdf

Download (23Kb) | Preview
[img] Text
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2592Kb)
[img]
Preview
Text
3SKRIP~1.PDF

Download (2404Kb) | Preview

Abstrak

Novel adalah sebuah karangan sastra yang dibuat berdasarkan unsur instrintik dan ekstrinsik, novel adalah sebuah media yang dibuat untuk menyampaikan pesan. Pesan yang disampaikan didalam sebuah novel merupakan bagian dari tujuan penulis kepada para pembaca agar opini dan perilaku pembaca dapat tergiring sesuai dengan tujuan penulis. Carl I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menyampaikan rangsangan (biasanya verbal) untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Banyak novel yang telah menjadi objek penelitian komunikasi, seperti Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur yang di tulis oleh Muhidin M. Dahlan merupakan sebuah novel yang memiliki penggambaran feminisme secara masif. Feminisme merupakan sebuah bentuk reaksi dari ketidakadilan gender dimana secara kultural mengikat perempuan dalam sistem patriarki. Kemudian feminisme akan kerap sekali pembahasannya dengan bagaimana pola relasi laku-laki dan perempuan dalam masyrakat, bagaimana hak dan status perempuan di sektor domestik dan publik. Penelitian ini menggunakan Analisis wacana model Teun Van Dijk yang bertujuan untuk mengetahui representasi nilai feminisme eksistesialis yang dilakukan oleh tokoh utamanya, bernama Kiran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa tokoh utama novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur menunjukkan representasi nilai feminisme eksistensialis melalui bentuk perempuan dapat bekerja, perempuan dapat memiliki intelektualitas tinggi, dan perempuan dapat memiliki pemikiran yang baru. Kognisi sosial menunjukkan bahwa novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur merupakan cerita yang diangkat dari kisah nyata yang dituliskan kembali oleh pengarangnya yaitu Muhidin dan novel ini dibuat berdasarkan kesadaran Muhidin tentang kerapuhan sebuah iman. Konteks Sosial menunjukkan bahwa Muhidin dipengaruhi oleh keadaannya dan sekitarnya yaitu kota yang dipakai menjadi latar cerita adala Yogyakarta dan Muhidin memiliki pengalaman banyak dengan menerbitkan buku sebelumnya. Kata Kunci : Representasi, Feminisme Eksistensialis, Analisis Wacana The novel is a literary essay made under instrintik and extrinsic element, the novel is a media created to deliver the message. The message conveyed in a novel is part of the purpose of the author to the reader so that opinions and behavior of readers gravitated in accordance with the purpose of the author. Carl I. Hovland said that communication is the process of delivering stimuli (usually verbal) to influence the behavior of others. Many novels have become the object of study of communication, as well as novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelaur were written by Muhidin M. Dahlan is a novel that has a massive depiction of feminism. Feminism is a reaction formation of gender inequality which are culturally binding women in the patriarchal system. Then feminism will often once the discussion with how the patterns of relationship behavior of men and women in society, how the rights and status of women in the domestic and public sector. This study uses a model of discourse analysis of Teun Van Dijk which aims to determine the representation of femininity eksistensialis performed by the main character, named Kiran. The method used is descriptive qualitative. This study concluded that the main character of the novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur show existentialist feminism value representation through the female form can work, women can have a high intellect, and women can have new thinking. Social cognition showed that the novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur is a story drawn from real life stories are rewritten by the author Muhidin and the novel is based Muhidin awareness about the fragility of a faith. Social Context shows that Muhidin influenced by the surrounding circumstances and that the city used the backdrop of Yogyakarta and Muhidin is story has a lot of experience with publishing a book before. Keywords: Representation, Feminism existentialist, Discourse Analysis

Tipe Karya Ilmiah: Skripsi
Subyek:
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Komunikasi
Depositing User: UPT . Dito Nipati
Date Deposited: 22 Mar 2022 04:37
Last Modified: 22 Mar 2022 04:37
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55313

Actions (login required)

View Item View Item