S. Khodijah, 1516031046 (2019) KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA KEPADA ANAK DALAM MENGHADAPI HOAX PENCULIKAN ANAK MELALUI WHATSAPP (Studi Pada Masyarakat Labuhan Dalam, Tanjung Senang, Bandarlampung). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK.pdf Download (61Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (3041Kb) |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (2503Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan anak termasuk mendidik dan memberikan rasa aman kepada anak. Beredarnya hoax penculikan anak melalui WhatsApp membuat resah publik termasuk orang tua. KPAI sampai menghimbau orang tua agar tidak berlebihan yaitu mengatur secara ketat aktivitas anak, bahkan sampai menakut-nakuti, menekan, memaksa dan mengintimidasi yang mengatasnamakan kekhawatiran. Untuk itu diperlukan komunikasi yang efektif antara orang tua kepada anak dan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dianggap paling efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara orang tua membangun komunikasi kepada anak dan upayanya terkait hoax penculikan anak. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi pustaka untuk mendapatkan hasil yang relevan. Penelitian ini juga menggunakan prespektif The Five Inevitable Laws Of Effective Communicationatau Lima Hukum Komunikasi, yaitu REACH; (Respect, Emphaty, Audible, Clarity,dan Humble). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua dalam menyampaikan adanya hoax penculikan anak beragam. Hal ini bergantung pada pendapat, karakter dan usia anak yang dimiliki. Secara umum ditemukan bahwa orang tua kelas rendah (anak usia 7 sampai 9 tahun) over protective dan tidak terbuka dalam menyampaikan hoax penculikan anak sedangkan orang tua kelas tinggi (anak usia 10 sampai 12 tahun) terbuka dan memberikan kebebasan kepada anak. Kata kunci : Orang tua, anak, hoax penculikan anak, komunikasi interpersonal, Lima Hukum Komunikasi. Parents have the duty to meet children’s needs including educating and providing a sense of security to the child. The circulation of child abduction hoax through WhatsApp that makes the society worried including parents. Even KPAI recommended parents not to respond too much by strictly regulating children activities, even scaring, suppressing, forcing, and intimidating to show their concerns. For that reason, it is needed effective communication between parents and children and interpersonal communication is the most effective one. The purpose of this study was describe how parents build communication to the child and their efforts on the hoax of children kidnapping. The research method used was qualitative descriptive. The data collection techniques were interviews, observations and library studies to get relevant and accurate result. This research also used the prespective of the five inevitable laws of effective communication or five communications laws, namely REACH; (Respect, Emphaty, Audible, Clarity, and Humble). The result of this study showed that parents in responding of child abductions hoax varied. It depended on the options, the characters and the age of the children. In general, it was found that parents of low class children (children aged 7 to 9 years) were more over protected and not opened in responding to the hoax of child abductions while parents of high class children (children aged 10 to 12 years) were more opened and gave freedom to their children. Keywords : Parents, children, child abduction hoax, interpersonal communication , five communications laws.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Komunikasi |
Pengguna Deposit: | UPT . Dito Nipati |
Date Deposited: | 22 Mar 2022 07:32 |
Terakhir diubah: | 22 Mar 2022 07:32 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55442 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |