RESISTENSI GULMA Dactyloctenium aegyptium DAN Eleusine indica PADA PERKEBUNAN NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA DIURON

LENI PURNAMA SARI, 1514121033 (2019) RESISTENSI GULMA Dactyloctenium aegyptium DAN Eleusine indica PADA PERKEBUNAN NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA DIURON. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (88Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2625Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2625Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pengendalian gulma menggunakan herbisida diuron di perkebunan nanas di Lampung Tengah dilakukan secara rutin sejak tahun 1979. Penggunaan herbisida secara terus menerus dapat mengakibatkan gulma menjadi resisten. Sifat resistensi umumnya diturunkan ke generasi selanjutnya, sehingga memungkinkan gulma berkembang dengan pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status resistensi turunan gulma D. aegyptium dan E. indica yang terpapar dan tidak terpapar herbisida diuron. Penelitian dilakukan di rumah plastik dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini terdiri dari dua tahap percobaan: Uji Resistensi Gulma dan Uji Resistensi Gulma Turunan. Pada percobaan resistensi gulma turunan disusun dengan rancangan percobaan petak terbagi (Split Plot Design) dengan 5 ulangan. Faktor pertama adalah kondisi gulma: yaitu gulma terpapar dan tidak terpapar herbisida. Faktor kedua adalah taraf dosis herbisida yaitu 600, 1200, 2400, dan 4800 g bahan aktif /ha. Dilakukan analisis probit terhadap persen keracunan Leni Purnama Sari gulma untuk menentukan kecepatan meracuni dan dilakukan analisis probit terhadap bobot kering gulma untuk menentukan dosis efektif. Nilai Nisbah Resistensi (NR) digunakan untuk menentukan status resistensi gulma yang terpapar herbisida yaitu dari perbandingan ED50 gulma terpapar dengan gulma tidak terpapar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LT50 (kecepatan meracuni) pada dosis 4.800 g/ha gulma D. aegyptium terpapar diuron berturut�turut yaitu 28 dan 5 hari, sedangkan gulma E. indica terpapar dan tidak terpapar diuron berturut-turut yaitu 36 dan 10 hari. Hal ini menunjukkan bahwa gulma yang terpapar diuron memerlukan waktu yang lebih lama untuk meracuni sebesar 50%. Nilai ED50 (Median Efective dose) gulma D. aegyptium terpapar diuron berturut-turut yaitu 3799,02 dan 374,58 g/ha, sedangkan gulma E. indica terpapar dan tidak terpapar diuron berturut-turut yaitu 3156,29 dan 642,13 g/ha. Hal ini menunjukkan bahwa gulma yang terpapar diuron tersebut mati pada dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar. Nilai Nisbah Resistensi (NR) gulma D. aegyptiun dan E. indica berturut-turut adalah 10,14 dan 4,92. Sehingga D. aegyptiun mengalami resisten sedang dan E. indica mengalami resisten rendah. Sifat resistensi pada gulma D. aegyptium dan E. indica diwariskan. Kata kunci: gulma, herbisida diuron, resistensi

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Pertanian ( Umum )
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agroteknologi
Pengguna Deposit: UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited: 24 Mar 2022 03:44
Terakhir diubah: 24 Mar 2022 03:44
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55665

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir