PENGEMBANGAN TEKNIK ANALISIS KADAR TEMBAGA DALAM TANAH TROPIKA

Mia Milanti, 1514121129 (2019) PENGEMBANGAN TEKNIK ANALISIS KADAR TEMBAGA DALAM TANAH TROPIKA. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (186Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2572Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2416Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis logam berat di tanah adalah metode ekstraksi kimia, yang merupakan tahap awal pengembangan teknik analisis tanah. Ekstraksi kimia merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pemilihan metode ekstraksi kimia tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang akan dianalisis. Logam berat Cu dalam tanah biasanya diekstraksi menggunakan larutan DTPA untuk analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) setelah pengenceran yang diperlukan. Namun, metode DTPA dikembangkan pada dan untuk tanah alkalin yang memiliki pH tinggi, dan karenanya metode DTPA disangga pada pH 7,30, sedangkan tanah di Indonesia umumnya bersifat asam. Untuk itu, perlu dikembangkan dengan teknik analisis lain yang lebih tepat untuk tanah asam. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan teknik analisis logam berat pada tanah asam (tropika). Penelitian ini dilaksanakan di Mia Milanti Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan April-Juli 2019. Contoh tanah dengan berbagai konsentrasi Cu diambil dari petak penelitian yang disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang telah dilaksanakan pada tahun 1998 (21 tahun yang lalu). Terdapat 3 faktor dan 3 ulangan dalam penelitian ini: (1) limbah industri dengan 3 taraf : 0, 15, dan 60 mg ha-1 , (2) kompos daun singkong dengan 2 taraf : 0, dan 5 mg ha-1 , serta (3) kapur (CaCO3) dengan 2 taraf : 0 dan 5 mg ha-1 . Contoh tanah diambil secara komposit pada kedalaman 0-15 cm pada 3 titik setiap petak percobaan untuk penetapan konsentrasi Cu tanah. Konsentrasi Cu contoh tanah kemudian ditetapkan dengan beberapa pengekstrak. Data yang diperoleh dianalisis secara semi-kuantitatif dengan cara dibandingkan dengan metode DTPA (pH 7,3) dan dengan metode lain yaitu metode DTPA tidak disangga, N HCl, N HNO3, N NH4OAc pH 7, dan M CaCl2, untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi yang paling tinggi dari metode yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengektrak (tidak disangga), N HCl, N NH4OAc, dan M CaCl2 berkorelasi dengan pengekstrak DTPA 7,3. Metode lain yang digunakan juga berkorelasi relatif tinggi dengan beberapa jenis pengekstrak lain yang digunakan, yaitu N HCl dengan N HNO3, N HCl dengan N NH4OAc. Pengekstrak M CaCl2 vs DTPA 7,3; N NH4OAc vs DTPA 7,3; N HCl vs DTPA 7,3 dan N HNO3 vs N HCl, dan N NH4OAc vs N HCl berkorelasi lebih tinggi pada konsentrasi rendah (<20-60 mg/kg-1 ). Ini menunjukkan bahwa pengekstrak N HCl, N HNO3, N NH4OAc, dan M CaCl2 dapat digunakan untuk analisis Cu Mia Milanti tersedia pada tanah asam dengan konsentrasi Cu rendah <20-60 mg kg-1 sesuai dengan pengekstrak masing-masing. Kata kunci: kapur, limbah industri, metode DTPA, tembaga

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Pertanian ( Umum )
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agroteknologi
Pengguna Deposit: UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited: 25 Mar 2022 07:04
Terakhir diubah: 25 Mar 2022 07:04
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55831

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir