PERGESERAN DAN STRATEGI PELESTARIAN ADAT BUDAYA DALIHAN NA TOLU PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA (Studi Pada Komunitas Sagala Raja di Bandarlampung.)

Swita Enjelina Simamora, 1516011041 (2019) PERGESERAN DAN STRATEGI PELESTARIAN ADAT BUDAYA DALIHAN NA TOLU PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA (Studi Pada Komunitas Sagala Raja di Bandarlampung.). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (11Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3888Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2897Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

This study aims to describe the shift and preservation strategy of the dalihan na tolu cultural customs at the marriage ceremony of the Batak Toba people at the Sagala Raja Community in Bandar Lampung. The research method used is a qualitative method. Informal in this study was purposive sampling and snowball technique so that the informants in this study were taken from 5 members and administrators of the Sagala Raja Community in Bandar Lampung who were christians and were married couples of the original Batak Toba tribe. From the point of view, namely there are restrictions that have not just changed tolu, which previously consisted of three, namely the somba marhula-hula , elek marboru, and burju mardongan tubu in the Sagala Community, mesh burju mardongan sahuta (village friends) There is nothing new called sihal-sihal or often referred to as a village friend, where it is not only true that this arises due to the lack of effective boru duties as part of the dalihan na tolu in every wedding ceremony and other traditional ceremonies because there are modern factors. Transfer function to catering services which are the result of modernization. Therefore, the Sagala Raja Community in Bandarlampung accepts sihal-sihal (village friends) as a strategy, so that boru duties can be missed, even though it is not boru who runs it. In addition, the Sagala Raja community in Bandarlampung also held a socialization to community members so that every member or crucial person could continue dalihan na tolu culture properly and sustainably. Keywords: Cultivation, Marriage of Batak Toba, Cultural Conservation, Dalihan Na Tolu Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pergeseran dan strategi pelestarian adat budaya dalihan na tolu pada upacara perkawinan masyarakat Batak Toba pada Komunitas Sagala Raja di Bandar Lampung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dan snowball sehingga informan dalam penelitian ini diambil 5 dari anggota dan pengurus Komunitas Sagala Raja di Bandar Lampung yang beragama kristen dan merupakan pasangan suami-istri suku Batak Toba asli. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan pada budaya dalihan na tolu yaitu adanya penambahan unsur baru sehingga dalihan na tolu yang dahulunya terdiri dari tiga yaitu somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu di Komunitas Sagala raja menjadi terdiri dari empat unsur yaitu somba marhula�hula, elek marboru, manat mardongan tubu dan burju mardongan sahuta (teman sekampung). Unsur baru tersebut yaitu sihal-sihal atau sering disebut sebagai teman sekampung, dimana unsur baru sihal-sihal ini lahir akibat adanya kekurang efektifan tugas boru sebagai bagian dari dalihan na tolu dalam setiap upacara perkawinan maupun upacara adat lainnya juga karena adanya faktor moderenisasi dan nilai baru sehingga boru mengalih fungsikan tugasnya pada jasa catering yang merupakan hasil dari moderenisasi. Oleh sebab itu komunitas Sagala Raja di Bandarlampung melahirkan sihal-sihal (teman sekampung) sebagai strategi, juga agar fungsi boru dapat terlakana, walaupun bukan boru yang melaksanakannya. Selain itu komunitas Sagala Raja di Bandarlampung juga mengadakan sosialisasi kepada anggota komunitas agar setiap anggota maupun pengurus dapat terus menjalankan budaya dalihan na tolu dengan baik dan sustainable. Kata kunci : Kebudayaan, Perkawinan Batak Toba, Pelestarian Budaya, Dalihan Na Tolu

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek:
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Sosiologi
Pengguna Deposit: UPT . Digilib8
Date Deposited: 24 Mar 2022 16:14
Terakhir diubah: 24 Mar 2022 16:14
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56048

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir