EDI TRIYANTO, 1415012039 (2019) PERANCANGAN GELANGGANG E-SPORT DI BANDAR LAMPUNG. FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (12Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (5Mb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (4Mb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
E-sport was not just a hobby anymore. Both domestic and international e-sport tournaments had been held, especially in Bandar Lampung. However, based on the tournament, there was not a special place to hold the activities like e-sport arena. As architecturally, the shape of the arena whose function was to hold e- sport activities was different from conventional arena’s. Gamers had not possessed a real place to facilitate their activities. Many negative stigma spread among society i.e. The gamers were likened with slothful People when They played the game. The society often thought that playing games only made Their children foolish, lazy to study, etc. Even though many positive things could be got from e-sport, that was the upcoming new job such as gamer, caster and game developer. E-sport also made a new image in sport world that sport was not only about physical fight in real life but also in cyberspace. E-sport arena could interest the tourists to come to Bandar Lampung, It could be new interest too for the gamers to socialize each other and become quarters for Bandar Lampung e-sport team. E-sport arena was designed with a recreative concept approach, included e- Edi triyanto sport element and Lampung culture. This concept was made to vanish the negative stigma of e-sport and accommodate the positive sides of e-sport. Key words : E-sport, E-sport arena, negative stigma, Bandar Lampung. E-sport sudah bukan lagi menjadi sekedar hobi. Banyak turnamen e-sport baik skala nasional maupun internasional sudah digelar, khususnya di Bandar Lampung. Namun dari banyaknya turnamen tersebut belum ada sebuah tempat khusus untuk menampung kegiatan tersebut berupa gelanggang e-sport. Karena secara arsitektural bentuk gelanggang yang diperuntukan untuk menampung kegiatan e-sport berbeda dengan bentuk gelanggang yang diperuntukan untuk kegiatan olahraga konvensional. Kalangan gamers belum memiliki tempat yang jelas untuk memfasilitasi kegiatan mereka. Banyak stigma negatif dikalangan masyarakat bahwa pemain game ini disamakan dengan stereotip orang yang malas ketika dia bermain game. Seringkali masyarakat berpikir bermain game hanya membuat anak mereka menjadi bodoh, malas belajar, dan sebagainya. Padahal banyak hal positif yang dapat diambil dari e-sport, diantaranya adalah muncul sebuah profesi baru yaitu profesi gamer, caster dan pembuat game. E-sport juga membuat sebuah citra baru dalam dunia olahraga bahwa olahraga tidak hanya tentang adu fisik di dunia nyata tapi juga tentang adu fisik di dunia maya. Edi triyanto Sedangkan sisi positif dibuatnya gelanggang e-sport di Bandar Lampung yaitu dapat menarik wisatawan untuk datang ke Bandar Lampung, dapat menjadi sebuah magnet baru bagi gamers Bandar Lampung untuk saling bersosialisasi dan dapat menjadi markas tim e-sport region Bandar Lampung. Gelanggang e-sport dirancang dengan pendekatan konsep yang rekreatif, memiliki unsur e-sport dan memiliki unsur Budaya Lampung. Konsep ini ditujukan untuk menghilangkan stigma negatif yang ada pada e-sport dan mengakomodir hal positif yang ada pada e-sport. Kata kunci : E-sport, Gelanggang e-sport, stigma negatif, Bandar Lampung.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 620 Ilmu teknik dan ilmu yang berkaitan |
Program Studi: | Fakultas Teknik > Prodi S1-Teknik Sipil |
Pengguna Deposit: | UPT . Teti Novianti |
Date Deposited: | 30 Mar 2022 06:16 |
Terakhir diubah: | 30 Mar 2022 06:16 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56828 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |