Melinda Putri Aryanti, 1516071088 (2020) KEPENTINGAN NASIONAL RUSIA DI IRAK MELALUI PERDAGANGAN SENJATA, 2012–2018. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK - Melinda Putri Aryanti.pdf Download (182Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL - Melinda Putri Aryanti.pdf Restricted to Hanya staf Download (978Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - Melinda Putri Aryanti.pdf Download (979Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Pada tahun 2012, Irak dan Rusia telah sepakat untuk melakukan jual beli senjata senilai US$4,2 juta. Angka tersebut membuat Rusia menjadi penyuplai senjata terbesar kedua untuk Irak setelah AS. Namun, Irak melalui Perdana Menteri nya kala itu, yakni Nuri Al-Maliki, membatalkan kesepakatan tersebut secara sepihak. Menariknya, setelah pembatalan tersebut, tidak ada respon yang berarti dari Rusia. Bahkan Rusia tetap menjalin perdagangan senjata dengan Irak pada tahun-tahun setelahnya hingga sekarang. Selain itu, Irak yang menjadi salah satu dari target ekspor senjata terbesar bagi AS juga menambah daya tarik dari penelitian ini, karena sejatinya target pasar dari perdagangan senjata terbesar AS biasanya bukan merupakan target pasar terbesar bagi Rusia, begitupun sebaliknya. Namun, hal tersebut tidak berlaku di Irak yang masuk ke dalam 10 target pasar perdagangan senjata terbesar dari Rusia maupun AS. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini akan menjawab pertanyaan yakni, 'Apa kepentingan nasional Rusia di Irak melalui perdagangan senjata pada tahun 2012-2018?'. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan study case. Uji validitas dari skripsi ini menggunalan teknik triangulasi data. Adapun data-data diperoleh dari SIPRI, IISS, dan UNROCA, serta portal-portal resmi pemerintah maupun media dengan kredibilitas yang baik. Hasilnya, skripsi ini mengungkapkan kepentingan nasional Rusia yang ternyata lebih menitik-beratkan pada ekonomi, yaitu perihal ekspansi dan investasi di wilayah Kurdistan yang ditentang oleh Irak. Perlu diketahui bahwa komoditas ekspor terbesar Rusia ialah minyak mentah dan Irak menjadi salah satu tambang minyak mentah terpenting bagi Rusia. Maka, untuk dapat mendapatkan Irak dan Kurdistan secara bersamaan, Rusia menanamkan rasa 'butuh' bagi Irak untuk mendapatkan suplai senjata Rusia. Cara ini berhasil ketika pada tahun 2018 akhirnya Irak menyetujui investasi perusahaan minyak Rusia di Kurdistan tanpa proyek penambangan di Irak juga. Kata kuci: Kepentingan Nasional, Rusia, Irak, Perdagangan Senjata, Kepentingan Politik, Kepentingan Keamanan, Kepentingan Ekonomi, Senjata Konvensional In 2012, Iraq and Russia agreed to buy and sell weapons worth US $ 4.2 million. This figure make Russia the second largest supplier of weapons to Iraq after the United States. However, Iraq through its Prime Minister at the time, namely Nuri Al-Maliki, canceled the agreement unilaterally. Interestingly, after the cancellation, there was no meaningful response from Russia. Russia even continued to trade arms with Iraq in the years that followed until now. Moreover, Iraq, which is one of the largest arms export targets for the US, also adds to the attractiveness of this research, because in reality the largest market target of the US arms trade is usually not the largest market target for Russia, and vice versa. However, this does not apply in Iraq which is among the 10 largest arms trade target markets from Russia and the US. Based on this, this thesis will answer the question namely, 'What are Russia's national interests in Iraq through the arms trade in 2012-2018?'. This thesis uses a qualitative method with a case study approach. The validity test of this thesis uses the technique of data triangulation. The data was obtained from SIPRI, IISS, and UNROCA, as well as official government and media portals with good credibility. As a result, this thesis reveals Russia's national interest which turns out to be more focused on the economy, namely regarding expansion and investment in the Kurdistan region which is opposed by Iraq. Russia's biggest export commodity is crude oil and Iraq is one of the most important crude oils for Russia. So, to be able to get Iraq and Kurdistan together, Russia instills a sense of 'need' for Iraq to get Russian arms supplies. This method was successful when in 2018 Iraq finally agreed to invest Russian oil companies in Kurdistan without mining projects in Iraq as well. Key words: National Interests, Russia, Iraq, Arms Trade, Political Interest, Security Interest, Economic Interest, Conventional Weapon.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi S1-Hubungan Internasional |
Pengguna Deposit: | UPT . Digilib6 |
Date Deposited: | 06 Apr 2022 06:49 |
Terakhir diubah: | 06 Apr 2022 06:49 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58531 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |