Ayu Ningsih, 15180110126 (2019) PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT TIPIKAL DAN ATIPIKAL TERHADAP PASIEN PSIKOTIK AKUT DENGAN POSITIVE AND NEGATIVE SYMPTOMS SCALE- EXCITED COMPONENT (PANSS-EC) DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG. Fakultas Kedokteran , UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK (ABSTRACT).pdf Download (72Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL TEKS.pdf Restricted to Hanya staf Download (2216Kb) |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI FULL TEKS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (2219Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Latar Belakang : Psikosis akut adalah gangguan jiwa yang telah ditandai oleh terganggunya kemampuan menilai realitas atau tilikan, salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah dan secara epidemiologi 1% populasi dunia mengalami gangguan psikotik akut berupa skizofrenia. Di Indonesia angka kejadian skizofrenia mencapai 6 per 1000 penduduk di RSJD. Provinsi Lampung tahun 2011 jumlah penderita gangguan jiwa skizofrenia sebesar 7.422 orang (47,2%) dan meningkat di tahun 2012 menjadi 8890 orang (50,7%) Obat antipsikotik merupakan terapi pilihan pertama untuk menangani pasien skizofrenia dengan agitasi, baik berupa antipsikotik tipikal maupun atipikal. Dalam mengukur skor agitasi pasien digunakan skoring The Positive and Negative Syndrome Scale-Excited Component (PANSS-EC), agar mengetahui perbedaan penggunaan obat tipikal dan atipikal. PANSS – EC tediri dari 5 gejala dengan skala penilaian 1-7. Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional antara kelompok yang mendapat terapi tipikal dan kelompok yang mendapat atipikal. Sampel yang digunakan menggunakan teknik total sampling seluruh pasien yang datang ke bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung dalam kurun waktu 12 September – 11 Oktober 2019, sebanyak 46 pasien (kelompok tipikal 5 pasien, kelompok atipikal 41 pasien) telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Skor PANSS – EC yang diambil pada penilaia pre test harus melebihi skor >15-19. Analisi data dilakukan menggunakan uji t – test tidak berpasangan. Hasil : Didapatkan hasil adanya perbedaan antara obat haloperidol kombinasi dengan risperidone kombinasi pada saat pengukuran pre test dan post test (P< 0.05). Nilai mean pre test kelompok haloperidol 18,8 dan kelompok risperidone 17,2. Nilai mean post test kelompok haloperidol 1,53 dan kelompok risperidone 1,53. Simpulan : Terdapat perbedaan bermakna pada skor PANSS – EC pre test dan post test kelompok haloperidol kombinasi dengan risperidone kombinasi. Keduanya memiliki efektivitas yang sama dalam mengatasi keadaan agitasi akut pasien psikotik akut Kata Kunci : Haloperidol, PANSS - EC, psikotik akut, risperidone. Background: Acute psychosis is a mental disorder that has been characterized by disruption of the ability to assess reality or views, one example of psychosis is schizophrenia . Schizophrenia is a mental disorder characterized by weak thought processes and responses and epidemiology of 1% of the world's population experiencing psychological disorders such as schizophrenia. In Indonesia the incidence of schizophrenia reaches 6 per 1000 population. Lampung Province in 2011 the number of people with mental disorders by 7,422 people (47.2%) overcome schizophrenia and increased in 2012 by 8890 people (50.7%) Antipsychotic drugs are the first choice therapy for the treatment of schizophrenia patients with agitation, both in the form of atypical antipsychotics. In measuring the patient's Agitation score scoring the Positive and Negative ComponentExcited Syndrome (PANSS-EC), in order to know the differences in the use of typical and atypical drugs. PANSS - EC consists of 5 symptoms with a scale of 1- 7. Methode: This research is a type of observational analytic study by obtaining cross sectional study between groups receiving typical therapy and atypical groups. The sample used using the total sampling technique of all patients who came to the Emergency Department (ER) of the Lampung Province Mental Hospital in the period 12 September - 11 October 2019, as many as 46 patients (typical group 5 patients, atypical group 41 patients) had meet the inclusion and exclusion criteria. PANSS-EC scores taken on the pre-test assessment must exceed scores> 15-19. Data analysis was performed using an unpaired t-test. Results: The results of the difference between the haloperidol combination drug with the combination risperidone during the pre-test and post-test preparation (P <0.05). The mean score was pre-test for haloperidol group 18.8 and risperidone group 17.2. The average post-test score of the haloperidol group was 1.53 and the risperidone group was 1.53. Conclusion: There are significant differences in the PANSS - EC pre-test and post-test results of the combination haloperidol group with the combination of risperidone. Overcoming the same problem in overcoming the acute agitation problem of acute psychotic patients Keywords: Acute psychotic, haloperidol, PANSS – EC, risperidone.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan |
Program Studi: | Fakultas Kedokteran > Prodi Pendidikan Dokter |
Pengguna Deposit: | UPT . Dito Nipati |
Date Deposited: | 14 Apr 2022 03:00 |
Terakhir diubah: | 14 Apr 2022 03:00 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58564 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |