TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER ISOLAT STREPTOMYCES SP. STRAIN AB8 DAN SERRATIA MARCESCENS STRAIN MBC1 TERHADAP KEMATIAN LARVA ANOPHELES SP.

MESY MIRANDA AR , NPM 1717021002 (2021) TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER ISOLAT STREPTOMYCES SP. STRAIN AB8 DAN SERRATIA MARCESCENS STRAIN MBC1 TERHADAP KEMATIAN LARVA ANOPHELES SP. FAKULTAS MIPA, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK - Mesy Miranda ar.pdf

Download (2188Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL - Mesy Miranda ar.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2563Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - Mesy Miranda ar.pdf

Download (2563Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

ABSTRAK TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER ISOLAT STREPTOMYCES SP. STRAIN AB8 DAN SERRATIA MARCESCENS STRAIN MBC1 TERHADAP KEMATIAN LARVA ANOPHELES SP. Oleh Mesy Miranda AR Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium melalui perantara vektor nyamuk Anopheles sp. betina. Upaya dalam mengurangi kasus malaria ialah dengan cara pengendalian vektor menggunakan mikroorganisme. Streptomyces sp. dan Serratia marcescens adalah kandidat mikroorganisme yang memiliki potensi dijadikan sebagai larvasida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak metabolit sekunder Streptomyces sp. strain AB8 dan S. marcescens strain MBC1 pada berbagai konsentrasi (125, 250, 500, 1000 ppm) dan nilai toksisitas ekstrak metabolit sekunder Streptomyces sp. strain AB8 dan S. marcescens strain MBC1 sebagai larvasida Anopheles sp.. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan rancangan penelitian Faktorial Blok (2x6) terdiri dari dua faktor yaitu 2 jenis bakteri dan 6 perlakuan. Konsentrasi yang digunakan yaitu 125, 250, 500, dan 1.000 ppm ekstrak metabolit sekunder Streptomyces sp. strain AB8 dan S. marcescens strain MBC1 dengan kontrol positif menggunakan 1 % Temefos (Abate) serta kontrol negatif menggunakan air yang diperoleh dari tempat perindukan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali dan setiap unit percobaan membutuhkan 20 ekor larva Anopheles sp. instar III. Pengamatan terhadap jumlah kematian larva selama 3-72 jam. Data dikoreksi menggunakan rumus Abbot, kemudian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan uji lanjut BNT, α = 5% serta analisis probit untuk mengetahui nilai LC50 dan LC90. Hasil analisis ANOVA menunjukan Ekstrak metabolit sekunder S. marcescens strain MBC1 pada konsentrasi 250 dan 500 ppm dan Streptomyces sp. strain AB8 pada konsentrasi 1.000 ppm memiliki pengaruh yang sama, sehingga lebih baik digunakan Ekstrak S. marcescens strain MBC1 dengan konsentrasi 250 ppm. Hasil analisis probit diketahui ekstrak S. marcescens strain MBC1 memiliki daya toksik yang lebih tinggi pada nilai LC50 (1,304 ppm) dan LC90 (138,147 ppm) dibandingkan Streptomyces sp. strain AB8 dengan nilai LC50 (327,806 ppm) dan LC90 (654,328 ppm), sehingga pada penelitian ini ekstrak S. marcescens strain MBC1 lebih efektif dijadikan sebagai larvasida Anopheles sp. instar III. Kata Kunci: Larvasida, Larva Anopheles sp., Malaria, Serratia marcescens, Streptomyces sp. iii ABSTRACT TOXICITY OF SECONDARY METABOLITES OF STREPTOMYCES SP. STRAIN AB8 AND SERRATIA MARCESCENS STRAIN MBC1 AGAINST ANOPHELES SP. By Mesy Miranda AR Malaria is a disease caused by the Plasmodium parasite through the Anopheles sp. female. Efforts to reduce malaria cases are vector control using microorganisms. Streptomyces sp. and Serratia marcescens are candidate microorganisms that have the potential to be used as larvicides. The purpose of this study was to determine the effect of the secondary metabolite extract of Streptomyces sp. strains AB8 and S. marcescens strain MBC1 at various concentrations (125, 250, 500, 1000 ppm) and the toxicity value of the secondary metabolite extract of Streptomyces sp. strain AB8 and S. marcescens strain MBC1 as larvicides of Anopheles sp. The concentrations used were 125, 250, 500, and 1,000 ppm secondary metabolite extract of Streptomyces sp. strain AB8 and S. marcescens strain MBC1 with positive control using 1% Temefos (Abate) and negative control using water obtained from the broodstock. Each treatment was repeated 4 times and each experimental unit required 20 larvae of Anopheles sp. instar III. Observation of the number of larval deaths for 3-72 hours. The data were corrected using Abbot's formula, then analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) with further test of BNT, = 5% and probit analysis to determine the values of LC50 and LC90. The results of ANOVA analysis showed that the secondary metabolite extract of S. marcescens strain MBC1 at concentrations of 250 and 500 ppm and Streptomyces sp. strain AB8 at a concentration of 1,000 ppm had the same effect, so it is better to use the extract of S. marcescens strain MBC1 with a concentration of 250 ppm. The results of probit analysis showed that the extract of S. marcescens strain MBC1 had a higher toxicity at the values of LC50 (1,304 ppm) and LC90 (138,147 ppm) than Streptomyces sp. strain AB8 with values of LC50 (327.806 ppm) and LC90 (654.328 ppm), so that in this study the extract of S. marcescens strain MBC1 was more effective as a larvacide of Anopheles sp. instar III. Keywords: Larvicides, Anopheles sp. larvae, Malaria, Serratia marcescens, Streptomyces sp.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika > 570 Biologi
Program Studi: FAKULTAS MIPA > Prodi Biologi
Pengguna Deposit: UPT . Meda Sulistiana
Date Deposited: 30 May 2022 07:09
Terakhir diubah: 30 May 2022 07:09
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62135

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir