ANALISIS RANTAI PASOK HULU KOPI DI KECAMATAN ULU BELU KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

RINA TRESYA MANULLANG, 1614131059 (2021) ANALISIS RANTAI PASOK HULU KOPI DI KECAMATAN ULU BELU KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK (ABSTRACT)-RINA TRESYA MANULLANG.pdf

Download (11Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL-RINA TRESYA M.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1967Kb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN_RINA TRESYA M.pdf

Download (1803Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai pasok hulu kopi di Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngarib dan Desa Gunung Sari pada Oktober 2020. Responden penelitian adalah petani dan lembaga pemasaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dua rantai pasok untuk petani yang non-sertifikasi, yaitu petani nonsertifikat- pedagang pengumpul desa-pedagang besar-perusahaan pengolah kopi dan petani nonsertifikat-pedagang besar-perusahan pengolah kopi. Rantai pasok kopi untuk petani yang bersertifikasi yaitu petani bersertifikat-pedagang pengumpul binaan Kelompok Usaha Bersama (KUB)-KUB-perusahaan pengolah kopi. Harga jual kopi petani yang bersertifikasi adalah Rp19.900/kg dan harga ini pada petani kopi yang non-sertifikasi sebesar Rp19.000/kg. Selisih harga ini yaitu sebesar Rp900/kg. Rantai pasok kopi untuk petani bersertifikat lebih efisien dibandingkan dengan rantai pasok untuk petani nonsertifikat karena harga di tingkat petani lebih tinggi dan nilai marjin pemasaran dan profit marginnya lebih kecil. Kata kunci : kopi, rantai pasok, efisiensi This study aimed to analyze the upstream coffee supply chain in Ulu Belu District, Tanggamus Regency, Lampung Province. This research was conducted in Ngarib Village and Gunung Sari Village in October 2020. The research respondents were farmers and marketing institutions. The results showed that there were two supply chains for non-certified farmers, firstly non-certified farmers-village collector traders-wholesalers-coffee processing companies; and secondly non-certified farmers-wholesalers-coffee processing companies. The coffee supply chain for certified farmers is certified farmers-traders associated with the Joint Business Group (KUB)-KUB-coffee processing companies. The selling price for certified coffee farmers was IDR 19,900/kg and this for non- certified coffee farmers is IDR 19,000/kg. This price difference was IDR 900/kg. The coffee supply chain for certified farmers is more efficient than the supply chain for non-certified farmers because the price at the farm level was higher and the marketing margin and profit margin were smaller. Keywords: coffee, supply chain, efficiency

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agribisnis
Pengguna Deposit: UPT . Neti Yuliawati
Date Deposited: 06 Jun 2022 02:33
Terakhir diubah: 06 Jun 2022 02:33
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62562

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir