ANALISIS PERAN PENDAMPING DALAM MENANGANI KASUS KEKERASAN SEKSUAL INCEST PADA ANAK (Studi Pada Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Lampung)

MAYLITA DEVINA PUTRI, 1816011019 (2022) ANALISIS PERAN PENDAMPING DALAM MENANGANI KASUS KEKERASAN SEKSUAL INCEST PADA ANAK (Studi Pada Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Lampung). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK-ABSTRACT.pdf

Download (34Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3154Kb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2831Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pendamping dalam menangani kasus kekerasan seksual Incest pada anak di Provinsi Lampung (Studi pada UPTD PPA Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Lampung). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Fokus dalam penelitian ini adalah peran pendamping untuk membantu korban mendapatkan haknya serta bentuk hambatan internal dan hambatan eksternal pada saat pendampingan. Data penelitian diperoleh dari 6 (enam) orang informan yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping yaitu sebagai pembela (advocator), melakukan pembelaan pada korban yang mendapat kekerasan dan perlakuan tidak adil. Mediasi (mediator) sebagai penghubung antara korban dengan pihak yang berkaitan untuk melakukan negosiasi dan perdamaian konflik. Pemungkin (fasilitator) memberi kemudahan kepada korban untuk memahami masalah dan mengembangkan potensi yang dimiliki korban. Pemberi motivasi (motivator) memberikan motivasi berupa dorongan semangat dan rangsangan kepada anak agar bersikap positif. Namun tidak semua korban mendapatkan peran tersebut karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan dari tiap korban. Berdasarkan hasil penelitian faktor penghambat internal dalam pendampingan yaitu jarak tempuh saat pendampingan jika semakin jauh akan berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan UPTD PPA. Penggunaan bahasa yang tidak dipahami korban secara umum. Kurangnya sumber daya manusia atau tenaga pendamping itu sendiri. Pembagian tugas yang tidak sesuai karena banyak kasus yang harus diselesaikan. Hambatan eksternal meliputi kurangnya bukti yang mengarah pada kekerasan seksual Incest, ketergantungan ekonomi pada pelaku, korban terpaksa melapor karena adanya paksaan orang tua, terjadi penumpukan laporan karena korban melapor ke LSM lain. UPTD PPA Provinsi Lampung walaupun melalui hambatan yang sangat besar tetapi tidak menghentikan upaya pendamping dalam melakukan pendampingan korban Incestdan korban kekerasan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian diatas direkomendasikan agar UPTD PPA dapat mendapatkan support dari masyarakat dan kelompok peduli melalui pemberian pendidikan seksual lebih dini agar rantai kekerasan seksual Incest yang dialami oleh anak dapat terputus. Kata kunci: Pendamping, Anak, Kasus Incest, UPTD PPA. This study aims to analyze the role of facilitators in dealing with cases of sexual violence against children in Lampung Province (Study at UPTD PPA Protection of Women and Children in Lampung Province). The research method used in this research is qualitative with a descriptive approach through observation, in-depth interviews and documentation. The focus in this research is the role of facilitators to help victims get their rights as well as the forms of internal and external barriers during assistance. The research data were obtained from 6 (six) various informants. The results of the study indicate that the role of the companion is as an advocate, defending victims who have received violence and unfair treatment. Mediation (mediator) as a liaison between victims and related parties to negotiate and reconcile conflicts. The enabler (facilitator) makes it easy for the victim to understand the problem and develop the potential of the victim. The giver of motivation (motivator) provides motivation in the form of encouragement and stimulation to children to be positive. However, not all victims get this role because it is always adjusted to the needs of each victim. Based on the results of the research, the internal inhibiting factor in mentoring is the distance traveled during mentoring, the further it will affect the costs to be incurred by the UPTD PPA. Use of language that the victim does not understand in general. Lack of human resources or the accompanying staff themselves. Inappropriate division of tasks because there are many cases to be solved. External barriers include the lack of evidence that leads to Incest sexual violence, economic dependence on the perpetrator, the victim being forced to report because of coercion from her parents, there is a buildup of reports because the victim reports to other NGOs. UPTD PPA Lampung Province, even though it went through very big obstacles, did not stop the companions' efforts in assisting victims of Incest and other victims of violence. Based on the results of the research above, it is recommended that UPTD PPA can get support from the community and caring groups through the provision of early sexual education so that the chain of sexual violence Incest experienced by children can be broken. Keywords: Companion, Child, Incest Case, UPTD PPA

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 301 Sosiologi dan antropologi
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Sosiologi
Pengguna Deposit: 2203550892 . Digilib
Date Deposited: 08 Jun 2022 02:52
Terakhir diubah: 08 Jun 2022 02:52
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62752

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir