KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN YANG DILINDUNGI OLEH MASYARAKAT DI PULAU KECIL STUDI DI PULAU PAHAWANG, PROVINSI LAMPUNG

A. Velda Reissa Valeska, 1814151020 (2022) KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN YANG DILINDUNGI OLEH MASYARAKAT DI PULAU KECIL STUDI DI PULAU PAHAWANG, PROVINSI LAMPUNG. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (36Kb) | Preview
[img] File PDF
FILE SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (4Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
FILE SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1947Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

ABSTRAK KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN YANG DILINDUNGI OLEH MASYARAKAT DI PULAU KECIL STUDI DI PULAU PAHAWANG, PROVINSI LAMPUNG Oleh A. Velda Reissa Valeska Keberadaan wilayah yang dilindungi di pulau kecil memiliki peran penting bagi masyarakat setempat. Hal ini juga berkaitan dengan sejarah, kelembagaan, kepercayaan masyarakat serta persepsi masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah wilayah tersebut, kelembagaan, kepercayaan masyarakat, serta persepsi masyarakat terhadap wilayah yang dilindungi di Pulau Pahawang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara menggunakan kuesioner, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul diolah menggunakan Skala Likert untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap keberadaan wilayah, kelembagaan, dan potensi wisata dari wilayah yang dilindungi oleh masyarakat. Selanjutnya data terkait sejarah, kelembagaan, dan folklor dianalisis secara kualitatif, sedangkan data terkait persepsi masyarakat dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sejarah dilindunginya wilayah tersebut karena pernah terjadi longsor pada zaman dahulu serta terdapat makam yang dikeramatkan. Kelembagaan yang ada berupa kesepakatan informal antara pemerintah desa dan masyarakat untuk melindungi Puncak Keramat yang dibuat pada tahun 1977 dan dipatuhi masyarakat sampai saat ini. Kesepakatan tersebut juga didukung oleh kepercayaan yang berkembang di masyarakat apabila merusak wilayah tersebut akan mendapatkan celaka. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan wilayah yang dilindungi tergolong tinggi. Masyarakat menyadari keberadaan hutan tersebut sangat penting secara ekologi, namun belum dimanfaatkan dengan optimal secara ekonomi. Persepsi terhadap kelembagaan juga tergolong tinggi. Wilayah yang dilindungi ini berpotensi dijadikan wisata religi, dimana hasil persepsi masyarakat tergolong tinggi. Pemerintah desa perlu melakukan perencanaan wisata religi yang baik dan peningkatan sarana dan prasarana sehingga pengelolaan wilayah ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan fungsi perlindungannya tetap terjaga. Kata kunci: kelembagaan, folklor, persepsi masyarakat, wilayah yang dilindungi, pulau kecil, wisata.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 306 Kultur, ilmu budaya, kebudayaan dan lembaga-lembaga, institusi
600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Kehutanan
Pengguna Deposit: 2203566964 . Digilib
Date Deposited: 17 Jun 2022 08:55
Terakhir diubah: 17 Jun 2022 08:55
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/63236

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir