DINDA OKTARINA HARAHAP, 1515011023 (2022) EVALUASI PENERAPAN SISTEM TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT PADA KAWASAN STASIUN MRT (Studi Kasus Kawasan Transit Stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta Selatan). FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (14Mb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (14Mb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (14Mb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
In 2021, Statistics Indonesia records population in DKI Jakarta has reached 10,56 people. Population growth continues to increase and affects the development of areas around DKI Jakarta. Furthermore, it extends the distance and the travel times from residential areas to activity centers. This phenomenon enlarges the number of private vehicle usage which worsens the traffic condition in DKI Jakarta. To improve mobility, DKI Jakarta Provincial Government and PT MRT Jakarta harmoniously designed the Urban Design Guide Lines (UDGL) to build sustainable public transportation, thus Mass Rapid Transit (MRT) with Transit-Oriented Development concept. Present-day, the MRT Line of Phase 1 has stretched per 16 km with 13 stations across DKI Jakarta with a different notion at every station based on the characteristics and necessities of the area. Lebak Bulus MRT Station as the main operator of TOD area has “Gerbang Suar Jakarta” as its concept. Provides numerous public spaces and integrates the area of development with upgraded mass-transit facilities for DKI Jakarta and Tangerang Selatan districts. After operating for 2 (two) years, the evaluation is needed to breakdown feasibility of MRT Lebak Bulus functions as the Southern Gate of DKI Jakarta, and the compatibility of TOD at MRT Lebak Bulus Station based on policies and indicators set by the Government and PT MRT Jakarta Keywords : Transit Oriented Development; Evaluation; Feasibility; MRT Lebak Bulus Hingga tahun 2020, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk di DKI Jakarta mencapai 10,56 juta jiwa. Pertumbuhan masyarakat terus meningkat dan memengaruhi perkembangan daerah di sekitar DKI Jakarta, mengakibatkan bertambahnya jarak dan waktu tempuh dari tempat tinggal ke pusat kegiatan. Fenomena ini mendorong penggunaan kendaraan pribadi yang memperburuk kondisi lalu lintas di DKI Jakarta. Untuk mendukung mobilitas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta bekerjasama merancang Urban Design Guide Lines (UDGL) untuk sistem angkutan umum yaitu Mass Rapid Transit (MRT) dengan konsep kawasan Transit Oriented Development (TOD). Kini 13 stasiun MRT terbentang sepanjang 16 km di DKI Jakarta dengan penerapan konsep TOD yang berbeda sesuai karakteristik dan kebutuhan tiap wilayah. Stasiun MRT Lebak Bulus menjadi operator utama kawasan TOD memiliki konsep “Gerbang Suar Jakarta” dengan visi meningkatkan jumlah ruang publik, dan mengintegrasi area pengembangan dengan fasilitas transit yang ditujukan untuk masyarakat DKI Jakarta dan Tangerang Selatan. Setelah 2 (dua) tahun beroperasi, evaluasi kelayakan fasilitas dan fungsi pada kawasan MRT Lebak Bulus perlu dilakukan berdasarkan kebijakan dan indikator yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta. Kata Kunci : Transit Oriented Development; Evaluasi; Kelayakan; MRT Lebak Bulus
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 620 Ilmu teknik dan ilmu yang berkaitan |
Program Studi: | Fakultas Teknik > Prodi S1-Teknik Sipil |
Pengguna Deposit: | 2203686977 . Digilib |
Date Deposited: | 21 Jun 2022 02:08 |
Terakhir diubah: | 21 Jun 2022 02:08 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/63321 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |