POTRET PENDIDIKAN SEKSUALITAS DI PERKOTAAN (Studi di Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung)

YOSI LINAWATI, 1816011022 (2022) POTRET PENDIDIKAN SEKSUALITAS DI PERKOTAAN (Studi di Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (65Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (858Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (751Kb) | Preview

Abstrak

ABSTRAK POTRET PENDIDIKAN SEKSUALITAS DI PERKOTAAN (Studi di Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung) Oleh Yosi Linawati Seksualitas menjadi hal tabu dan memalukan untuk diberikan kepada generasi selanjutnya; seseorang yang belum menikah. Sehingga generasi muda minim kesempatan untuk mendapatkan pendidikan seksualitas yang komprehensif baik dalam keluarga, sekolah, ataupun dalam program dan pelayanan kesehatan. Lingkungan lokalisasi yang sarat terhadap kegiatan seksual mengharuskan orang tua untuk mampu memberikan pendidikan seksualitas yang tepat sesuai dengan usia anak. peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah Orang tua dan anak, dengan informan pendukung ketua RT, pekerja seks komersial, pihak kelurahan, pihak KUA, dan masyarakat setempat. Pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara mendalam. Hasil yang ditemukan ialah setiap keluarga memiliki nilai dan norma yang diyakini dan memiliki pola asuh yang berbeda. Anak tidak diperbolehkan menjalin hubungan asmara selama masih menempuh pendidikan. Remaja yang melanggar peraturan diberikan sanksi berupa teguran (keluarga dengan pola asuh demokratis) hingga dihentikan sekolahnya (keluarga dengan pola asuh otoriter). Kata Kunci: Pendidikan Seksualitas, Konstruksi Sosial ABSTRACT PORTRAIT OF SEXUALITY EDUCATION IN URBAN (A study in Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung City) By Yosi Linawati Sexuality became a taboo and shameful thing to pass on to the next generation; someone who is not married. So that the younger generation has minimal opportunity to get comprehensive sexuality education either in the family, school, or in health programs and services. The localization environment that is full of sexual activities requires parents to be able to provide appropriate sexuality education according to the age of the child. The researcher uses a qualitative descriptive method with a case study approach. The subjects in this study were parents and children, with the informants supporting the head of the RT, commercial sex workers, the kelurahan, the KUA, and the local community. Data were collected by direct observation and in-depth interviews. The results found are that each family has values and norms that are believed and have different parenting patterns. Children are not allowed to have a romantic relationship while still studying. Adolescents who violate the rules are given sanctions in the form of a reprimand (families with democratic parenting) until their schooling is terminated (families with authoritarian parenting). Keywords: Sexsuality Education, Social Construction

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 302 Interaksi sosial
300 Ilmu sosial > 304 Faktor yang mempengaruhi perilaku sosial
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Sosiologi
Pengguna Deposit: 2203505176 . Digilib
Date Deposited: 24 Jun 2022 04:19
Terakhir diubah: 24 Jun 2022 04:19
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/63713

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir