ARIS BAGUS HIMAWAN, 1814071060 (2022) STUDI PENCAMPURAN MADU TIDAK BERSENGAT (Tetrigona apicalis) DENGAN SIRUP JAGUNG HFCS 55 MENGGUNAKAN UV–VIS SPEKTROSKOPI DAN METODE SIMCA. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK-ABSTRACT.pdf Download (419Kb) | Preview |
|
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (6Mb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (7Mb) |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Madu Tetrigona apicalis merupakan salah satu madu bernilai jual tinggi yang dihasilkan oleh lebah tidak bersengat. Nutrisi dan khasiat yang terkandung serta produksinya yang hanya kurang lebih 1 kg per tahun, membuat harga jual madu Tetrigona apicalis ini tinggi. Demi memperoleh keuntungan, banyak oknum produsen madu Tetrigona apicalis yang melakukan manipulasi dengan cara menambahkan bahan lainnya seperti air, sirup jagung, glukosa, fruktosa, sukrosa ataupun jenis madu lainnya. Penelitian ini menggunakan UV-Vis spektroskopi dan metode SIMCA untuk mengidentifikasi pemalsuan madu Tetrigona apicalis nektar Aghatis dammara yang dicampur dengan sirup jagung HFCS 55. Sampel yang digunakan berjumlah 140 sampel yaitu, 20 sampel madu Tetrigona apicalis asli (MA) dan 120 sampel madu Tetrigona apicalis campuran (MC). Pengambilan spektra dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan pada rentang panjang gelombang 190-1100 nm. Sebelum pengambilan spektra dimulai, sampel madu dipanaskan menggunakan water bath dengan suhu 60°C selama 30 menit, kemudian dicampur dengan sirup jagung, diencerkan menggunakan aquades dengan perbandingan 1:20 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 10 menit. Data spektra yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan software Microsoft Excel dan The Unscrambler versi 10.4. Hasil pengujian PCA spektra original PC-1 dan PC-2 berjumlah 98%. Hasil PCA terbaik didapatkan menggunakan data spektra MSC + Smoothing Moving Average 9 Segment yaitu sebesar 99%. Hasil plot X-Loading pada puncak gelombang 290 nm dan 330 nm mengindikasikan senyawa flavonoid dan fenolik pada madu Tetrigona apicalis asli. Hasil klasifikasi model SIMCA MA dan MC memperoleh nilai akurasi, sensitivitas dan spesifisitas sebesar 100% serta nilai eror 0%. Berdasarkan kurva ROC yang menjelaskan hubungan spesifisitas dan sensitivitas, menghasilkan klasifikasi sangat baik dikarenakan semakin dekat dengan garis Y (0,1). Sehingga dapat mengklasifikasikan antara madu Tetrigona apicalis asli dan madu Tetrigona apicalis campuran (MC) dengan sangat baik. Kata kunci: madu Tetrigona apicalis, sirup jagung, UV-Vis spektroskopi, PCA, SIMCA.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Teknik Pertanian |
Pengguna Deposit: | 2208453899 . Digilib |
Date Deposited: | 25 Aug 2022 08:24 |
Terakhir diubah: | 25 Aug 2022 08:24 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/65650 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |