Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kejadian Penyakit Terbanyak di Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021

Darryl Jessica Tobing, 1818011109 (2022) Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kejadian Penyakit Terbanyak di Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021. FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
Abstrak Darryl.pdf

Download (27Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL Darryl.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (823Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI tanpa bab4.pdf

Download (1884Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

ABSTRAK Latar Belakang: Gangguan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) masih banyak terjadi di Indonesia. Biasanya gangguan diabaikan apabila belum mengganggu aktivitas, sehingga pasien berobat dengan kondisi lebih lanjut. Apabila kasusnya tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan primer maka akan ditatalaksana di poliklinik THT-KL RS. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) sebagai rumah sakit tipe A, menjadi rujukan akhir fasilitas kesehatan di Provinsi Lampung, sehingga memiliki beragam diagnosis penyakit termasuk di poli THT-KL dengan karakteristik yang berbeda. Karakteristik pasien yang biasanya berkaitan dengan diagnosisnya antara lain usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan terhadap lima penyakit terbanyak. Metode: Penelitian ini berjenis observasi cross sectional dengan sampel data rekam medis pasien Poliklinik THT-KL RSUDAM tahun 2021. Analisis univariat untuk menentukan lima penyakit terbanyak, analisis bivariat untuk menilai hubungan usia, jenis kelamin, pekerjaan dengan penyakit terbanyak. Hasil: Lima penyakit terbanyak di Poliklinik THT-KL RSUDAM: karsinoma nasofaring (29,3%), otitis eksterna (21,8%), gangguan pendengaran (18,7%), serumen prop (18,2%), dan otitis media akut (12%). Kejadian karsinoma nasofaring berhubungan dengan jenis kelamin, usia, dan status pekerjaan. Kejadian otitis eksterna berhubungan dengan usia dan status pekerjaan, kejadian gangguan pendengaran dan serumen prop berkaitan dengan usia, sedangkan kejadian otitis media tidak berkaitan dengan usia, jenis kelamin, dan status pekerjaan. Simpulan: Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit karsinoma nasofaring, otitis eksterna, dan gangguan pendengaran. Status pekerjaan berhubungan dengan kejadian karsinoma nasofaring dan otitis eksterna. Usia berhubungan dengan kejadian karsinoma nasofaring, otitis eksterna, gangguan pendengaran, dan serumen prop. Kata kunci: jenis kelamin, pekerjaan, THT-KL, usia ABSTRACT Background: Otorhinolaryngology diseases are still common in Indonesia. Usually, the disturbances are ignored if it haven’t interfered with person’s activities. Patients usually come for treatment with more advanced conditions. If the case cannot be handled at a primary health facility, it will be treated at the otorhinolaryngology polyclinic. Dr. H. Abdul Moeloek Hospital as a type A hospital, is the final reference for health facilities in Lampung Province, so it has a variety of disease diagnoses, including otorhinolaryngology diseases. Characteristics of patients that came usually associated with the diagnosis include age, gender, and employment status. The objective is to find the correlation between patient’s characteristics with the five most common diseases. Methods: This is a cross-sectional observation with a sample of medical records of patients at the RSUDAM otorhinolaryngology polyclinic 2021. Univariate analysis was given to determine the five most common diseases and bivariate analysis to assess the correlation between age, gender, and employment status with disease incidence. Results: Five most common diseases in the RSUDAM otorhinolaryngology polyclinic: nasopharyngeal carcinoma (29.3%), otitis externa (21.8%), hearing loss (18.7%), cerumen prop (18.2%), and acute otitis media. (12%). The incidence of nasopharyngeal carcinoma is related to gender, age, and employment status. The incidence of otitis externa is related to age and work status, the incidence of hearing loss and cerumen prop is related to age, while the incidence of otitis media is not related to any variables. Conclusion: There is a significant relationship between gender and the incidence of nasopharyngeal carcinoma, otitis externa, and hearing loss. Employment status is associated with the incidence of nasopharyngeal carcinoma and otitis externa. Age is associated with the incidence of nasopharyngeal carcinoma, otitis externa, hearing loss, and cerumen prop. Keyword: age, employment status, gender, otorhinolaryngology

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan
Program Studi: Fakultas Kedokteran > Prodi Pendidikan Dokter
Pengguna Deposit: 2208476288 . Digilib
Date Deposited: 24 Aug 2022 14:10
Terakhir diubah: 24 Aug 2022 14:10
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/65678

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir