NISI MAHARANI, nisimaharani22@gmail.com (2022) COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG. (Submitted)
|
File PDF
1. ABSTRAK.pdf Download (12Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (2638Kb) |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (2041Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
ABSTRAK COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Oleh: Nisi Maharani Penelitian dilatarbelakangi oleh peningkatan kenakalan remaja di Kabupaten Lampung Tengah sebesar yang sangat tajam, yakni 56% atau 15 kasus pada tahun 2018 menjadi 34 kasus pada tahun 2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses colaborative governance dan melihat tingkat keberhasilannya dalam mengatasi kenakalan remaja di Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan metode purposive. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses collaborative governance dilaksanakan melalui lima cara, yaitu 1) Dialog tatap muka melalui rapat koordinasi, pada pelaksanaannya sudah terlaksana dengan baik meskipun masih sangat minim partisipasi masyarakat dan swasta. 2) Membangun kepercayaan, melalui intensitas komunikasi secara formal dan informal. pada aspek ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Dinas PPPA dalam mebangun kepercayaan juga telah terlaksana dengan baik dan rutin dilaksanakan. 3) Komitmen terhadap proses, komitmen yang tumbuh jauh lebih baik dibandingkan pada aspek sebelumnya, karena intensitas pertemuan yang massif. 4) Pemahaman Bersama yang terjalin sudah terlaksana dengan baik hal ini dilihat dari kegiatan sosialisasi yang rutin dilaksanakan. 4) Hasil Sementara, dapat dilihat manfaatnya yaitu dari kerjasama antara polres dengan Dinas PPPA Lampung Tengah dirasa sudah dilaksanakan, meskipun belum memuaskan karena terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hal tersebut hasil colaborative antar stakeholder menunjukkan telah berhasil dalam penanggulangan kenakalan remaja di Lampung Tengah. Hal ini dapat dilihat dari penurunan pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh remaja. Jika sebelumnya kasus kenakalan remaja meningkat setiap tahunnya pada tahun 2020 sebanyak 35 kasus tindak pidana. Data terakhir pada tahun 2021 menuju tahun 2022, kenakalan remaja terlihat menurun menjadi 9 kasus. Kemudian kendala yang dialami dalam penanggulangan kenakalan remaja di antaranya adalah kurangnya kerjasama dengan masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hukum, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap polisi, masih kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak. Kata Kunci: Colaborative Governance, Kenakalan Remaja, Lampung Tengah This research is motivated by the very sharp increase in juvenile delinquency in Central Lampung Regency, namely 56% or 15 cases in 2018 to 34 cases in 2020. The purpose of this study is to explain the collaborative governance process and see the level of success in overcoming juvenile delinquency in the district. Central Lampung. This research is a qualitative descriptive study. Determination of informants using the purposive method. Data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation. The results showed that the collaborative governance process was carried out in five ways, namely 1) Face-to-face dialogue through coordination meetings. 2) Build trust, through the intensity of formal and informal communication. in this aspect the activities carried out by the PPPA Service in building trust have also been carried out well and are routinely carried out. 3) Commitment to the process, a commitment that grew much better than in the previous aspect, due to the massive intensity of the meeting. 4) The mutual understanding that has been established has been implemented well, this can be seen from the routine socialization activities carried out. 4) Interim results, it can be seen that the benefits of cooperation between the police and the Central Lampung PPPA service are deemed appropriate, although not satisfactory because there are several obstacles in its implementation. Based on this, collaborative results among stakeholders have shown that they have succeeded in overcoming juvenile delinquency in Central Lampung. This can be seen from the decrease in perpetrators of criminal acts committed by teenagers. Previously, juvenile delinquency cases increased every year in 2020 as many as 35 criminal cases. The latest data from 2021 to 2022 shows that juvenile delinquency has decreased to 9 cases. Then the obstacles experienced in overcoming juvenile delinquency include the lack of cooperation with the community, the lack of public awareness of the law, the lack of public trust in the police, the lack of parental supervision of children. Keywords: Collaborative Governance, Juvenile Delinquenc, Central Lampung
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 000 Ilmu komputer, informasi dan pekerjaan umum 000 Ilmu komputer, informasi dan pekerjaan umum > 001 Ilmu pengetahuan |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Pemerintahan |
Pengguna Deposit: | 2208913088 . Digilib |
Date Deposited: | 30 Aug 2022 00:44 |
Terakhir diubah: | 30 Aug 2022 00:44 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/65851 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |