INDUKSI EMBRIOGENESIS SOMATIK DUA KLON UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz.) PADA BEBERAPA KONSENTRASI PICLORAM SECARA IN VITRO

TITIN AGUSTIN, 1814121018 (2022) INDUKSI EMBRIOGENESIS SOMATIK DUA KLON UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz.) PADA BEBERAPA KONSENTRASI PICLORAM SECARA IN VITRO. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (93Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1216Kb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (806Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Embriogenesis somatik pada ubi kayu merupakan bagian penting dalam tahapan transformasi genetik untuk menghasilkan varietas unggul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis klon ubi kayu dan konsentrasi picloram terbaik serta interaksi antara keduanya dalam induksi kalus primer dan embriogenesis somatik secara in vitro. Penelitian ini disusun secara faktorial (2 x 5) menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan. Faktor I adalah jenis klon ubi kayu UJ-3 (E1) dan BW-1 (E2) dan faktor II adalah konsentrasi picloram 0 mg/L (M0); 7,5 mg/L (M1); 10 mg/L (M2); 12,5 mg/L (M3); dan 15 mg/L (M4). Daun muda dari dua jenis klon ubi kayu yang digunakan sebagai eksplan ditumbuhkan pada media ½ MS secara in vitro. Eksplan untuk pembentukan kalus diinduksi pada media MS (Murashige Skoog) yang diperkaya dengan picloram (0; 7,5; 10; 12,5; dan 15 mg/L), 6 mg/L NAA, 4% sukrosa dan 4 µM CuSO4 selama 4 MSI (Minggu Setelah Induksi) untuk mendapatkan kalus primer embriogenik. Kalus disubkultur pada media embriogenesis somatik selama 4 MSI pada media awal (M0, M2, M3, dan M4) dan media MS yang mengandung 6 mg/L picloram, 0,5 mg/L NAA, 4% sukrosa dan 4 µM CuSO4 (SK1). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi picloram terbaik adalah 10 mg/L berdasarkan waktu muncul kalus (8,04 hari), persentase eksplan berkalus 4 MSI (96,30%), scoring persentase pembentukan kalus per eksplan (skor 2,40 dengan pembentukan kalus 25 – 50%), dan jumlah embrio per clumb (104,75). Penggunaan klon BW-1 dalam induksi kalus primer dan embriogenesis somatik lebih baik dibandingkan klon UJ-3 berdasarkan bobot kalus primer dan jumlah clump per eksplan. Bobot kalus primer klon BW-1 yaitu 0,38 g dan jumlah clump per eksplan yaitu 1,33 clump, sedangkan bobot kalus primer klon UJ-3 yaitu 0,24 g dan jumlah clump per eksplan yaitu 1,09 clump. Interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata pada semua variabel pengamatan. Kata kunci: embrio somatik, kalus primer, NAA, singkong

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Agroteknologi
Pengguna Deposit: 2208256748 . Digilib
Date Deposited: 20 Sep 2022 00:09
Terakhir diubah: 20 Sep 2022 00:09
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/66151

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir