Widanita, 1723031010 (2021) NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA TABOT PADA MASYARAKAT BENGKULU. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK - Wida nita.pdf Download (17Kb) | Preview |
|
File PDF
TESIS FULL - Wida nita.pdf Restricted to Hanya staf Download (3758Kb) |
||
|
File PDF
TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN - Wida nita.pdf Download (2132Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal budaya Tabot di masyarakat dan usaha-usaha pelestarian nilai-nilai terkandung dalam budaya Tabot. Fokus penelitian ini kearifan lokal dalam budaya Tabot. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal budaya Tabot terdiri dari sembilan tahapan, yaitu 1) Mengambik Tanah, 2) Duduk Penja, 3) Menjara, 4) Arak Penja, 5) Arak Sorban, 6) Gham, 7) Merandai, 8) Arak Gendang, 9) Tabot Terbuang. Nilai-nilai yang terkandung dalam prosesi upacara Tabot terdiri atas nilai sosial berupa prilaku masyarakat seperti gotong royong, kepedulian terhadap sesama, dan tolong menolong. Nilai religius dalam prosesi Tabot mengandung nilai semua manusia adalah dari tanah dan akan kembali ke tanah dan berdoa kepada Allah SWT. Nilai moral juga terlihat kerjasama warga dalam mensukseskan acara Tabot. Usaha-usaha pelestarian Ritual Tabot yang ada di Provinsi Bengkulu dengan mewariskan budaya Tabot dari generesi ke generasi penerus dan Keluarga Kerukunan Tabot (KKT). Pelestarian budaya Tabot yang telah berlangsung lama di Provinsi Bengkulu menggambarkan ciri khas kebudayaan masyarakat Bengkulu. Tabot telah mendarah daging dengan masyarakat Bengkulu sehingga pemerintah daerah Provinsi Bengkulu berinisiatif membentuk kebijakan perayaan festival Tabot sebagai bentuk pendukung dari pada kebudayaan ritual Tabot. Kata Kunci : Budaya Tabot, Kearifan Lokal, Pelestarian Budaya This study aims to analyze and describe the values of local wisdom of the Tabot culture in the community and the efforts to preserve the values contained in the Tabot culture. The focus of this research is local wisdom in the Tabot culture. This study uses a descriptive qualitative approach using the interactive model of Miles and Huberman. Data were collected through interviews, observations, and field documentation. The results of this study indicate that the forms of local wisdom of the Tabot culture consist of nine stages, namely: 1) Mengambik Tanah, 2) Duduk Penja, 3) Menjara, 4) Arak Penja, 5) Arak Sorban, 6) Gham, 7) Merandai, 8) Arak Gendang, 9) Tabot Terbuang. The values contained in the Tabot ceremony procession consist of social values in the form of community behavior such as mutual cooperation, concern for others, and help. The religious value in the Tabot procession contains the value that all humans are from the ground and will return to the ground and pray to Allah SWT. Moral values are also seen in the cooperation of citizens in the success of the Tabot event. Efforts to preserve the Tabot Ritual in Bengkulu Province by passing the Tabot culture from generation to generation and Keluarga Kerukunan Tabot (KKT). The preservation of the Tabot culture that has been going on for a long time in Bengkulu Province illustrates the cultural characteristics of the Bengkulu people. Tabot has been ingrained with the people of Bengkulu so that the local government of Bengkulu Province took the initiative to form a policy of celebrating the Tabot festival as a form of support for the Tabot ritual culture. Keywords: Tabot Culture, Local Wisdom, Cultural Preservation
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan |
Program Studi: | FKIP > Prodi Magister Pendidikan IPS |
Pengguna Deposit: | AM.d Firlia Hidayah |
Date Deposited: | 22 Sep 2022 03:50 |
Terakhir diubah: | 22 Sep 2022 03:50 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/66227 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |