Miranda Agustin Lestari, 1813034012 (2022) KONSTRUKSI SOSIAL TRADISI PANTAUAN BUNTING PADA MASYARAKAT SUKU BESEMAH DI KABUPATEN LAHAT. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK-ABSTRACT.pdf Download (89Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (2487Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (2051Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses terbentuknya Tradisi Pantauan Bunting pada masyarakat Suku Besemah di Kabupaten Lahat, (2) Penyebab sebaran Tradisi Pantauan Bunting di Kabupaten Lahat berbeda-beda disetiap daerahnya, dan (3) Eksistensi Tradisi Pantauan Bunting pada masyarakat Suku Besemah di Kabupaten Lahat. Penelitian ini menggunakan Teori Geografi Budaya dan Teori Konstruksi Sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis pendekatan etnografi, historiografi, dan keruangan. Penelitian dilakukan ditiga lokasi yang berbeda yaitu di Desa Kota Agung, Desa Pulau Pinang, dan Desa Selawi. Subjek penelitian terdiri dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat Besemah. Pengumpulan data penggunakan teknik wawancara secara mendalam/deep interview, observasi, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Tradisi Pantauan Bunting merupakan tradisi yang berbentuk suatu ajakan masyarakat kepada calon pengantin untuk datang kerumah mereka. Masyarakat akan menyiapkan makanan untuk dihidangkan pada saat pengantin mendatangi rumah mereka. Tradisi Pantauan Bunting ini dikonstruksi oleh masyarakat Besemah sejak zaman nenek moyang dan masih terus dilakukan hingga sekarang. Menurut Teori Konstruksi Sosial, terciptanya Tradisi Pantauan Bunting ini melalui tiga proses dialektika yaitu eksternalisasi (masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai suatu tradisi yaitu Tradisi Pantauan Bunting), objektivasi (masyarakat meyakini dan menyebarkan opini mengenai Tradisi Pantauan Bunting), dan internalisasi (masyarakat melaksanakan Tradisi Pantauan Bunting dalam kehidupan sehari-hari). Persebaran Tradisi Pantauan Bunting berbeda-beda disetiap daerahnya yang disebabkan oleh faktor geografis dan sosial. Walaupun sudah memasuki era yang serba modern, keeksistensian Tradisi Pantauan Bunting ini masih terus dipertahan oleh masyarakat Suku Besemah dan masih dapat kita temukan di berbagai daerah yang ada di Kabupaten Lahat. Kata Kunci: Konstruksi Sosial, Tradisi Pantauan Bunting, Suku Besemah
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial > 306 Kultur, ilmu budaya, kebudayaan dan lembaga-lembaga, institusi |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Geografi IPS |
Pengguna Deposit: | 2208004709 . Digilib |
Date Deposited: | 11 Oct 2022 08:18 |
Terakhir diubah: | 11 Oct 2022 08:18 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/66758 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |