PENGARUH PICLORAM DAN NAPTHALENE ACETIC ACID (NAA) TERHADAP PEMBENTUKAN KALUS PRIMER PADA EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) KLON UJ-5 DENGAN MENGGUNAKAN EKSPLAN POTONGAN DAUN

Ifan Maulana Putra, maulanaifan567@gmail.com (2022) PENGARUH PICLORAM DAN NAPTHALENE ACETIC ACID (NAA) TERHADAP PEMBENTUKAN KALUS PRIMER PADA EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) KLON UJ-5 DENGAN MENGGUNAKAN EKSPLAN POTONGAN DAUN. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG. (Submitted)

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (97Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2207Kb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2207Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

ABSTRAK PENGARUH PICLORAM DAN NAPTHALENE ACETIC ACID (NAA) TERHADAP PEMBENTUKAN KALUS PRIMER PADA EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) KLON UJ-5 DENGAN MENGGUNAKAN EKSPLAN POTONGAN DAUN Oleh IFAN MAULANA PUTRA Salah satu upaya untuk memperbaiki sifat genetik ubi kayu adalah dengan pendekatan bioteknologi melalui transformasi genetik tanaman dengan syarat ketersediaan kultur morfogenik melalui embriogenesis somatik. UJ-5 adalah klon unggulan yang banyak ditanam oleh petani di Lampung. Keunggulan ubi kayu jenis ini adalah mampu berproduksi tinggi dan memilki kadar pati yang tinggi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan bahan tanaman dalam perbaikan genetik tanaman ubi kayu klon UJ-5 dengan beberapa konsentrasi picloram dan tambahan NAA pada media induksi kalus embriogenik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial (2x4). Faktor pertama adalah umur eksplan (E) terdiri atas dua taraf, E1 = daun muda, E2 = daun tua. Faktor kedua yaitu konsentrasi picloram (M) yang terdiri atas 4 taraf, M1 = 7,5 mg/l, M2 = 10 mg/l, M3 = 12,5 mg/l, M4 = 15 mg/l picloram dengan penambahan NAA 6 mg/l setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu induksi kalus tercepat diperoleh pada E1 yaitu 8,98 HST, sedangkan pada E2 diperoleh 15,27 HST. Umur eksplan yang berpengaruh nyata terhadap rata-rata skoring pembentukan kalus per eksplan 1 MSI adalah E1 dengan skor 1,24 (25%), sedangkan E2 diperoleh skor 0,21 (5%). Seluruh perlakuan berhasil menginduksi kalus, sehingga didapatkan persentase eksplan berkalus adalah 100%. Persentase eksplan berembrio pada E1 diperoleh pada media IKP dengan konsentrasi picloram 7,5 mg/l yang disubkultur ke media IES dengan konsentrasi picloram + NAA yang sama yaitu 25%. Sedangkan pada E2 diperoleh persentase eksplan yang berembrio pada media IKP dengan konsentrasi picloram 15 mg/l yang disubkultur ke media IKP (Picloram 0 mg/l + NAA 0 mg/l) sebesar 25%. Interaksi antara picloram dan umureksplan berpengaruh nyata terhadap bobot segar kalus primer 4 MSI dengan bobot kalus tertinggi diperoleh pada konsentrasi picloram 7,5 mg/l pada E1 yaitu 1,88 gram. Sedangkan pada E2 diperoleh bobot kalus tertinggi pada konsentrasi picloram 15 mg/l sebesar 1,73 gram. Kata kunci: Embriogenesis somatik, Kalus primer, NAA, Picloram, Singkong

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 000 Ilmu komputer, informasi dan pekerjaan umum
000 Ilmu komputer, informasi dan pekerjaan umum > 001 Ilmu pengetahuan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi S1-Agronomi
Pengguna Deposit: 2208251331 . Digilib
Date Deposited: 11 Oct 2022 08:46
Terakhir diubah: 11 Oct 2022 08:46
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/66793

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir