NATHASYA, nathasyadrnsy2@gmail.com (2022) ANALISIS STAKEHOLDER EKOWISATA HUTAN PINUS DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN TANGKIT TEBAK, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROVINSI LAMPUNG. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG . (Submitted)
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (202Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (5Mb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (4Mb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Hutan lindung memiliki fungsi yang sangat penting sebagai penyangga kehidupan, namun permasalahan hutan lindung Indonesia sudah memasuki kritis sehingga hutan lindung memerlukan pengelolaan secara bijaksana dan berkelanjutan. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih banyak memiliki hutan, salah satunya adalah kawasan hutan lindung yang berada di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tangkit Tebak. Area KPH Tangkit Tebak memiliki beberapa potensi ekowisata berupa hutan pinus dengan luas 1,7 ha dikelola dengan izin hutan kemasyarakatan (HKm) pada tahun 2018. Ekowisata dapat berhasil dengan adanya stakeholder. Berdasarkan 2 penelitian sebelumnya dilokasi yang sama pada ekowisata hutan pinus Lampung Barat pada tahun 2019 dan 2020 memberikan informasi berbeda mengenai stakeholder. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, menentukan peran kategori, dan hubungan antar stakeholder. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2022 dengan objek penelitian yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam ekowisata hutan pinus Kabupaten Lampung Barat. Penentuan sampel menggunakan teknik snow-ball sampling dan metode wawancara mendalam (indepth interview), kuisioner, observasi di lapangan serta penelusuran dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat enam stakeholder dengan peran yang cukup optimal terbagi atas Gapoktan Srimulya II, Pekon Sukapura, Kelompok Pecinta Alam (KPA) Green, Himpunan Pemuda Peduli Hutan dan Lingkungan (HPPHL) sebagai stakeholder primer, KPH Tangkit Tebak sebagai stakeholder kunci, dan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Lampung Barat sebagai stakeholder sekunder. Pembagian Kategori stakeholder sudah cukup seimbang digambarkan melalui matriks stakeholder dengan posisi stakeholder terjaring dalam kuadran key players dan context setters. Namun hubungan antar stakeholder masih kurang optimal sehingga diperlukan peningkatan hubungan salah satunya melalui penambahan intensitas pertemuan seluruh stakeholder. Kata Kunci : peran, kategori, hubungan, pihak terkait, hutan lindung, wisata berkelanjutan Protected forests have an essential function as life support, but Indonesia's protected forest problems have entered a critical state so that protected forests require wise and sustainable management. Lampung is one of the provinces in Indonesia still has many forests, one of which is a protected forest area in the Tangkit Tebak Forest Management Unit (KPH). The KPH Tangkit Tebak area has several ecotourism potentials in the form of a 1.7 ha pine forest managed with a community forest permit (HKm) in 2018. Ecotourism can be successful with the presence of stakeholders. Based on two previous studies at the exact location in West Lampung pine forest ecotourism in 2019 and 2020 provided different information about stakeholders. This research aims to identify and role, determine categories, and determine the relationship between stakeholders. This research was conducted in January - February 2022 with the object of research, namely the parties involved in pine forest ecotourism in West Lampung Regency. Determination of the sample using the snowball sampling technique and the method of in-depth interviews, questionnaires, field observations and document searches. The results showed that there were six stakeholders with quite optimal roles, namely Gapoktan Srimulya II, Pekon Sukapura, KPA Green, HPPHL as primary stakeholders, KPH Tangkit Tebak as key stakeholders, and the Youth and Sports Office of West Lampung as secondary stakeholders. The division of stakeholder categories is reasonably balanced, depicted through the stakeholder matrix, with the stakeholder positions being netted in the key players and context setters quadrants. However, the relationship between stakeholders is still not optimal, so it is necessary to increase the relationship by increasing the intensity of all stakeholder meetings. Keywords: roles, categories, relationships, related parties, protected forests, sustainable tourism.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika > 570 Biologi 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika > 580 Tumbuh-tumbuhan, tanaman, botani, flora |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Kehutanan |
Pengguna Deposit: | 2208213951 . Digilib |
Date Deposited: | 05 Dec 2022 04:27 |
Terakhir diubah: | 05 Dec 2022 04:27 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/67324 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |