INTERNALISASI NORMA ANIMAL WELFARE DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

Paskah Manurung, 1716071076 (2022) INTERNALISASI NORMA ANIMAL WELFARE DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK - ABSTRACT.pdf

Download (249Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1359Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1025Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Sejak didirikan tahun 1995, WTO memiliki wewenang sebagai organisasi perdagangan yang memastikan kelancaran perdagangan internasional. Namun, di sisi lain, aturan perdagangan bebas yang diterapkan WTO ini menimbulkan concern internasional terkait isu kekejaman terhadap hewan dalam kegiatan perdagangan hewan/produk hewan antarnegara. Meski WTO memiliki aturan perdagangan yang menghambat upaya perlindungan hewan, pada kasus EC-Seal Product 2013 organisasi ini justru mengakui pentingnya animal welfare dan melegitimasi restriksi perdagangan untuk tujuan perlindungan hewan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana internalisasi norma animal welfare dalam WTO. Teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu teori norm life cycle dari Finnemore dan Sikkink serta konsep animal welfare. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data sekunder yang berasal dari website resmi WTO (www.wto.org), website berbagai non-governmental organization (NGO) penyayang hewan, jurnal ilmiah serta video terkait animal welfare dan perdagangan internasional. Hasil penelitian menemukan bahwa norma animal welfare sudah disosialisasikan namun belum sepenuhnya diinternalisasi dalam WTO. Aktor yang paling berperan dalam proses internalisasi ini adalah Uni Eropa dan koalisi NGO. Namun, WTO belum melembagakan animal welfare sebagai suatu aturan perjanjian dalam organisasinya. Concern terhadap animal welfare masih terpusat di negara-negara maju, khususnya Uni Eropa. Sementara itu, negara-negara berkembang kurang memberikan dukungan dalam pembentukan norma tersebut di WTO. Hal ini karena animal welfare merupakan restriksi perdagangan sehingga bertentangan dengan norma yang berlaku dalam WTO, yaitu norma nondiskriminasi. Kata kunci: WTO, animal welfare, norma, norm life cyle, norm internalization konstruktivisme

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) > 322 Hubungan negara dengan kelompok terorganisir dan anggotanya
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi S1-Hubungan Internasional
Pengguna Deposit: 2208589562 . Digilib
Date Deposited: 13 Dec 2022 08:05
Terakhir diubah: 13 Dec 2022 08:05
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/67585

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir