Intan Rahayu Ningtyas, 08140 (2013) PENGARUH BERBAGAI TINGKAT FRAKSI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) dan DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides) TERHADAP Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum annum L.) SECARA IN VITRO. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
|
File PDF
Abstrak OK.pdf Download (129Kb) | Preview |
|
|
File PDF
cover.pdf Download (28Kb) | Preview |
|
|
File PDF
RIWAYAT HIDUP.pdf Download (6Kb) | Preview |
|
|
File PDF
Persembahan.pdf Download (30Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR ISI.pdf Download (15Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR TABEL.pdf Download (16Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR GAMBAR.pdf Download (6Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB I. PENDAHULUAN.pdf Download (37Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.pdf Download (115Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB III. METODE PENELITIAN.pdf Download (94Kb) | Preview |
|
File PDF
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (317Kb) |
||
|
File PDF
BAB V. KESIMPULAN.pdf Download (51Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Salah satu kendala untuk meningkatkan produktivitas cabai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas adalah penyakit antraknosa, yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai tingkat fraksi ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan daun babadotan (Ageratum conyzoides) terhadap pertumbuhan C. capsici secara in vitro. Percobaan terdiri dari dua sub percobaan, masing-masing sub percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan sebelas perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan sub percobaan pertama terdiri dari kontrol (PDA tanpa perlakuan ekstrak daun sirih), ekstrak daun sirih dengan pelarut aquades, ekstrak daun sirih dengan pelarut alkohol 10% (daun sirih + alkohol 10%), pelarut alkohol 50% (daun sirih + alkohol 50%), pelarut alkohol 90% (daun sirih + alkohol 90%), pelarut etil asetat 10% (daun sirih + etil asetat 10%), pelarut etil asetat 50% (daun sirih + etil asetat 50%), pelarut etil asetat 90% (daun sirih + etil asetat 90%), pelarut n-heksana 10% (daun sirih + n-heksana 10%), pelarut n-heksana 50% (daun sirih + n-heksana 50%), dan pelarut n-heksana 90% (daun sirih + n-heksana 90%). Sub percobaan kedua adalah ekstrak daun babadotan dengan perlakuan yang sama dengan ekstrak daun sirih. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam dan perbedaan nilai tengah antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda (Duncan) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun sirih pada fraksi ekstrak n-heksana 50%, n-heksana 90%, n-heksana 10% dan etil asetat 90% menunjukkan pengaruh penghambatan terhadap pertumbuhan C. capsici. Pada daun sirih, fraksi ekstrak n-heksana 50%, n-heksana 90%, n-heksana 10% dan etil asetat 90 dapat berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan jumlah spora. Pada ekstrak daun babadotan, fraksi ekstrak n-heksana 10%, n-heksana 50%, n-heksana 90% dapat menghambat pertumbuhan C. capsici. Tetapi, pada jumlah spora daun babadotan, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan spora. kata kunci : penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici), daun sirih, daun babadotan.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > Karya Karya Umum = 000 |
Pengguna Deposit: | UPT Perpustakaan Unila |
Date Deposited: | 04 Feb 2015 06:42 |
Terakhir diubah: | 04 Feb 2015 06:42 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/6796 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |