FUNGSI ILMU KRIMINALISTIK DALAM PEMBERIAN BANTUAN PENGUNGKAPAN PERKARA PEMBUNUHAN DENGAN PEMBERATAN (Studi Putusan Nomor:19/Pid.B/2018/PN.Tjk)

Indonesia Mayumi Azra, 1742011038 (2021) FUNGSI ILMU KRIMINALISTIK DALAM PEMBERIAN BANTUAN PENGUNGKAPAN PERKARA PEMBUNUHAN DENGAN PEMBERATAN (Studi Putusan Nomor:19/Pid.B/2018/PN.Tjk). FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
2. SKRIPSI FULL - Rocket Digital.pdf

Download (2063Kb) | Preview
[img] File PDF
1. ABSTRAK-ABSTRACT - Rocket Digital.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2073Kb)
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - Rocket Digital.pdf

Download (2071Kb) | Preview

Abstrak

Kriminalistik merupakan ilmu bantu yang digunakan penyidik untuk menyelidiki/mengungkap kejahatan dalam arti seluas-luasnya berdasarkan bukti- bukti dan keterangan-keterangan dengan mempergunakan hasil yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan lainnya. Fungsi kriminalistik sangat penting dalam membantu mengungkap suatu perkara, dalam kriminalistik dikenal dengan ilmu kedokteran forensik. Ilmu kedokteran forensik inilah yang digunakan penyidik untuk mengungkap suatu perkara yaitu dengan dilakukannya otopsi terhadap tubuh mayat korban, hasil dari otopsi tersebut disebut Visum Et Repertum. Visum et repertum merupakan alat bukti yang sah yang digunakan dalam proses peradilan sebagai dasar dalam pertimbangan putusan hakim, yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana fungsi ilmu kriminalistik dalam membantu pengungkapan perkara pembunuhan dengan pemberatan. Apakah faktor penghambat fungsi ilmu kriminalistik dalam pemberian bantuan pengungkapan perkara pembunuhan dengan pemberatan. Pendekatan masalah dalam skripsi ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Sumber dan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penentuan narasumber dilakukan dengan wawancara dengan responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa fungsi kriminalistik dalam membantu pengungkapan perkara pembunuhan dengan pemberatan adalah dengan dilakukannya otopsi terhadap tubuh mayat korban yang diajukan oleh penyidik kepada ahli kedokteran kehakiman untuk membuat visum et repertum. Hasil visum et repertum akan menjadi alat bukti yang sah apabila di yakini oleh hakim sebagai keterangan ahli sesuai dengan Pasal 184 KUHAP. Hambatan-hambatan yang dihadapi kriminalistik diantaranya, kelengkapan sarana dan prasarana yang belum memadai, kurangnya pengaturan mengenai kriminalistik dalam KUHAP, masih banyak masyarakat yang enggan untuk dijadikan saksi apabila ada salah Indonesia Mayumi Azra satu anggota keluarga mereka yang terkena musibah, pihak keluarga enggan untuk dilakukannya pemeriksaan terhadap mayat keluarga mereka. Faktor penghambat paling dominan adalah sarana prasarana yang dimiliki rumah sakit belum lengkap, belum tersedia laboratorium forensik di provinsi Lampung, sehingga apabila diperlukan uji laboratorium forensik, maka penyidik harus mengirimkannya ke laboratorium forensik POLDA Sumatera Selatan. Saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah: mengingat laboratorium forensik yang belum tersedia di Lampung, maka hendaknya leboratorium harusnya sudah ada di Lampung. Hal ini menghindarkan barang bukti agar cepat diperiksa dan tidak mudah rusak, perlu ditingkatkan kerjasama antar masyarakat, kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya sehingga proses pengungkapan suatu tindak perkara segera cepat terungkap. Kata Kunci: Fungsi Kriminalistik, Pengungkapan, Pembunuhan

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana
Program Studi: Fakultas Hukum > Prodi Ilmu Hukum S1
Pengguna Deposit: Firlia Hidayah
Date Deposited: 11 Jan 2023 03:33
Terakhir diubah: 11 Jan 2023 03:33
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/68227

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir