KEKUATAN PARTAI POLITIK PADA MASA ORDE BARU

PUTRI , RAHAYU (2022) KEKUATAN PARTAI POLITIK PADA MASA ORDE BARU. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (4Mb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (4Mb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (4Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Sejak Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 partai politik dianggap sebagai penyebab dari ketidakstabilan politik yang terjadi pada tahun 1950an-1960an dalam periode perkembangan partai politik pada masa Orde Baru adalah adanya penyederhanaan jumlah partai politik. Pembaharuan ini akhirnya mengerucut menjadi ide tentang fusi partai dan membagi partai-partai yang ada menjadi tiga kelompok. Kenyataannya, pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu memenangkan Pemilu selama Orde Baru, dikarenakan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sangat menguntungkan Golongan Karya (Golkar). Tujuan penulis dalam penelitian adalah untuk Mengetahui Penyebab terjadinya ketimpangan kekuatan diantara partai-partai politik pada masa orde baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah Metode Historis dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kepustakaan, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penyebab terjadinya ketimpangan kekuatan partai politik pada masa orde baru dikarenakan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sangat menguntungkan Golkar. melalui Kebijakan, yaitu dikeluarkan nya kebijakan fusi partai politik menjadi tiga yaitu PPP, PDI, dan Golongan Karya. kebijakan pemerintah melakukan fusi partai bukan tanpa alasan kebijakan fusi partai yang dilakukan oleh pemerintah menjadikan posisi Golongan Karya menjadi semakin kuat dibanding pesaing lainnya. Pemenangan Golongan Karya melalui dukungan rezim, strategi partai, dukungan organisasi masa. Kata Kunci: Kekuatan, Partai Politik, Orde Baru. ABSTRACT POWER OF POLITICAL PARTIES IN THE NEW ORDER TIME By PUTRI RAHAYU Since Suharto became president in 1967 political parties were considered to be the cause of the political instability that occurred in the 1950s-1960s during the development period of political parties during the New Order era, namely the simplification of the number of political parties. This renewal eventually boiled down to the idea of party fusion and dividing the existing parties into three groups. In fact, the election was directed at the victory of certain participants, namely the Golkar Karya (Golkar) who always won elections during the New Order, because various policies issued by the government were very profitable for Golkar. The aim of the authors in this research is to find out the causes of the power imbalance between political parties during the New Order era. The method used in this research is the Historical Method with data collection techniques used are library techniques, interviews, documentation. The results of the study show that the cause of the imbalance in the power of political parties during the New Order era was due to various policies issued by the government that greatly benefited Golkar. through Policy, namely the issuance of a policy of fusion of political parties into three namely PPP, PDI, and Golongan Karya. The government's policy of party fusion is not without reason, the party fusion policy carried out by the government has made Golongan Karya's position even stronger compared to other competitors. Golongan Karya won through regime support, party strategy, mass organizational support. Keywords: Strength, Political Parties, New Order.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 900 Sejarah dan Geografi
Program Studi: FKIP > Prodi Pendidikan Sejarah IPS
Pengguna Deposit: 2301152678 . Digilib
Date Deposited: 03 Feb 2023 03:03
Terakhir diubah: 03 Feb 2023 03:03
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/68708

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir