MITOS TUPPING PADA MASYARAKAT DESA KURIPAN KECAMATANPENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Jiliani , Polii (2022) MITOS TUPPING PADA MASYARAKAT DESA KURIPAN KECAMATANPENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (1005Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2256Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2255Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mitos Tupping pada masyarakat Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Di lihat dari sejarah tupping, fungsi tupping bagi masyarakat Desa Kuripan, dan mitos keseluruhan tupping yang selama ini berkembang di masyarakat Desa Kuripan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah mitos tupping dua belas wajah Keratuan Darah Putih pada masyarakat Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan historis. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tupping merupakan salah satu aset budaya yang memiliki keberagaman mitos didalamnya, tupping sendiri dipercaya sebagai bentuk pengimplementasian hulubalang atau bala – bala yang dipercaya sebagai pengawal Minak Gejala Khatu dan penjaga Keratuan Darah Putih. Tupping pertama kali muncul pada masa kepemimpinan Raden Intan II di Keratuan Darah Putih. Tupping berjumlah dua belas buah dan memiliki karakter masing – masing yang disesuaikan dengan karakter hulubalang, selain itu tiap kepala prajurit yang mengenakan tupping membawahi sebuah pasukan yang bertugas di daerah penjagaannya masing – masing. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tupping dua belas wajah Keratuan Darah Putih memiliki mitos yang turut menyertainya, tupping dipercaya sebagai simbol penjagaan bagi Keratuan Darah Putih dan Masyarakat Desa Kuripan. Masyarakat Desa Kuripan merupakan contoh masyarakat pendukung keberadaan mitos dari tupping dua belas wajah Keratuan Darah Putih. Di desa ini kelestarian tupping beserta mitos yang menyertainya terus di turunkan dari satu generasi ke generasi. Kata Kunci: Kebudayaan, Mitos dan Tupping. This study aims to find out the myth of Tupping in the Kuripan Village community, Penengahan District, South Lampung Regency. Judging from the history of tupping, the function of tupping for the people of Kuripan Village, and the overall myth of tupping that has been developing in the people of Kuripan Village. The formulation of the problem in this study is how the myth of tupping the twelve faces of Keratuan Blood Putih in the people of Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The method used in this research is a qualitative method with a historical approach. This research uses interview, observation, and documentation data collection techniques. The data analysis technique used is qualitative data analysis technique. The results show that tupping is one of the cultural assets that has a variety of myths in it, tupping itself is believed to be a form of implementing Hulubalang or reinforcements which is believed to be the guardian of Minak Symptom Khatu and the guard of Keratuan Blood Putih.. Tupping first appeared during the leadership of Raden Intan II in the White Blood Kingdom. There are twelve tuppings and each has a character that is adapted to the character of the head of the warlord, besides that each head of the soldier wearing tupping oversees a troop on duty in their respective guard areas. Based on the results of research and analysis, it can be concluded that tupping the twelve faces of the White Blood Kingdom has a myth that accompanies it, tupping is believed to be a symbol of protection for the White Blood Kingdom and the Kuripan Village Community. The Kuripan Village community is an example of a community that supports the existence of the myth of tupping the twelve faces of the White Blood Kingdom. In this village, the preservation of tupping and the myths that accompany it continue to be passed down from one generation to the next. Keywords: Culture, Myths and Tupping.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 900 Sejarah dan Geografi
Program Studi: FKIP > Prodi Pendidikan Sejarah IPS
Pengguna Deposit: 2301263943 . Digilib
Date Deposited: 21 Feb 2023 02:40
Terakhir diubah: 21 Feb 2023 02:40
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/69706

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir