TRADISI MULUDAN PADA MASYARAKAT BALI MUSLIM DI DESA SAKTI BUANA KECAMATAN SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH

FENI , KURNIAWATI (2023) TRADISI MULUDAN PADA MASYARAKAT BALI MUSLIM DI DESA SAKTI BUANA KECAMATAN SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (6Mb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (6Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (6Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Masyarakat Bali Muslim merupakan masyarakat yang memiliki sikap religi yang tinggi dan dikenal sebagai masyarakat yang dapat menjaga tradisi nenek moyang. Dibuktikan dengan upaya mereka untuk selalu menjalankan tradisi salah satunya tradisi Muludan, tradisi Muludan menjadi tradisi yang penting dan selalu dirayakan dengan meriah oleh masyarakat Bali Muslim. Sehingga rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah rangkaian acara dan makna simbolik dari Tradisi Muludan pada masyarakat Bali Muslim di Desa Sakti Buana Kecamatan Seputih Banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan rangkaian acara Muludan dan makna simbolik yang terkandung didalamnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi Pustaka. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah rangkaian acara Muludan terdiri dari tiga tahap yaitu pramuludan, hari Muludan, dan pascamuludan. Pramuludan dimulai dari musyawarah, membuat cerane, bersih-bersih, dan membuat nasi kebuli. Hari Muludan terdiri dari pembacaan berzanji, murak kebuli, ngurisang, metabur, doa bersama, dan megibung. Pascamuludan adalah bersih-bersih dan perlombaan. Kemudian makna simbolik tradisi Muludan seperti pembacaan berzanji memiliki makna ucapan rasa syukur, murak kebuli memiliki makna kebersamaan dan keberkahan, ngurisang memiliki makna doa baik untuk bayi serta keberkahan, metabur memiliki makna berbagi keberkahan, megibung memiliki makna kebersamaan menjalin silahturahmi dan perlombaan memiliki makna kebersamaan dan kerjasama. Selain itu nasi kebuli memiliki makna tujuh lapis alam semesta dan daun penutupnya sebagai penutup bayi agar tidak sombong dan dapat menjaga harga dirinya. Cerane memiliki makna sebagai nabi Muhammad saw, kemudian air kumkuman memiliki makna rasa kesejukan untuk bayi. Semua makna yang ada memiliki arti yang penting bagi kehidupan masyarakat Bali Muslim. Kata Kunci: Tradisi Muludan, Makna Simbolik, Masyarakat Bali Muslim The Balinese Muslim community is a society that has a high religious attitude and is known as a society that can maintain ancestral traditions. Evidenced by their efforts to always carry out traditions, one of which is the Muludan tradition, the Muludan tradition is an important tradition and is always celebrated with great fanfare by the Balinese Muslim community. So the formulation in this study is how the series of events and the symbolic meaning of the Muludan Tradition in the Balinese Muslim community in Sakti Buana Village, Seputih Banyak District. The purpose of this study is to explain the Muludan series of events and the symbolic meaning contained therein. This study used a descriptive qualitative method using data collection methods in the form of interviews, observation, and library research. Data analysis techniques consist of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study are that the Muludan event series consists of three stages, namely pre-muludan, Muludan day, and post-muludan. Pramuludan starts with deliberations, making cerane, cleaning, and making kebuli rice. Muludan Day consists of chanting, murak kebuli, ngurisang, metabur, praying together, and megibung. Pascamuludan is cleaning and competition. Then the symbolic meaning of the Muludan tradition such as reading berzanji has the meaning of thanksgiving, murak kebuli has the meaning of togetherness and blessing, ngurisang has the meaning of prayer both for babies and blessings, metabur has the meaning of sharing blessings, megibung has the meaning of togetherness to establish friendship and competition has the meaning of togetherness and cooperation. In addition, kebuli rice has the meaning of the seven layers of the universe and the cover leaf is used to cover the baby so that he is not arrogant and can maintain his self-esteem. Cerane has the meaning of being the prophet Muhammad saw, then kumkuman water has the meaning of feeling cool for babies. All of these meanings have an important meaning for the life of the Balinese Muslim community. Keywords: Muludan Tradition, Symbolic Meaning, Balinese Muslim Community

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan
900 Sejarah dan Geografi
Program Studi: FKIP > Prodi Magister Pendidikan IPS
Pengguna Deposit: 2301210535 . Digilib
Date Deposited: 09 Jun 2023 08:04
Terakhir diubah: 09 Jun 2023 08:04
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71854

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir